Kesepakatan tersebut dicapai dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-43 ASEAN di Jakarta, Selasa pada periode keketuaan Indonesia. Selanjutnya, Laos akan melanjutkan keketuaan bergilir ASEAN tahun depan.
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengatakan bahwa para pemimpin ASEAN juga sepakat untuk membentuk troika antara keketuaan tahun berjalan (Indonesia) beserta keketuaan sebelum (Laos) dan selanjutnya (Malaysia) untuk keberlanjutan penanganan isu Myanmar.
“Keterwakilan non-politis Myanmar dipertahankan,” kata Retno kepada wartawan di Jakarta, Selasa.
Para pemimpin juga telah meninjau implementasi Konsensus Lima Poin. Para pemimpin ASEAN menyimpulkan bahwa tidak ada kemajuan yang signifikan dalam pelaksanaan konsensus tersebut, ujar Retno.
Oleh karena itu, ASEAN sepakat untuk tidak mengizinkan Myanmar memimpin blok tersebut pada 2026 sesuai jadwal semula sehingga posisinya akan digantikan oleh Filipina.
ASEAN selama ini telah melarang para pemimpin junta menghadiri pertemuan tingkat tinggi organisasi tersebut karena tak kunjung melaksanakan Konsensus Lima Poin, yang merupakan kesepakatan damai antara ASEAN dan pemimpin junta setelah militer menggulingkan pemerintahan terpilih melalui kudeta pada Februari 2021.
Retno mengatakan bahwa pertemuan para pemimpin di Jakarta juga mengapresiasi upaya Indonesia –sebagai ketua ASEAN– dalam melakukan pendekatan dengan seluruh pihak di Myanmar serta meningkatkan dan melanjutkan bantuan kemanusiaan kepada rakyat Myanmar.
Selama keketuaannya di ASEAN, Indonesia dalam sembilan bulan terakhir telah melakukan 145 engagements dengan berbagai pihak di Myanmar. Retno menyebut capaian itu merupakan adalah yang paling banyak dan paling intensif yang pernah dilakukan oleh ASEAN.
Baca juga: Myanmar dilewati, Filipina pegang keketuaan ASEAN 2026
Baca juga: Jokowi minta ASEAN lebih kompak, berani dan gesit
Baca juga: Menlu: Indonesia berupaya dorong ASEAN bersatu selesaikan isu Myanmar
Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2023