Jalan poros Mamasa kembali normal pascalongsor

28 April 2013 23:32 WIB
Jalan poros Mamasa kembali normal pascalongsor
ilustrasi Longsor garut Sejumlah anggota masyarakat, relawan bencana dan anggota TNI/Polri melakukan pencarian tiga orang petani yang tertimbun tanah longsor di kawasan Burung KMJ 45, Puncak Lancang, Desa Samarang, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Sabtu (20/4). (FOTOANTARA/Feri Purnama/13) ()
Mamasa, Sulbar (ANTARA News) - Jalan provinsi yang menghubungkan Kecamatan Mambi dan Kecamatan Aralle di Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat, kembali normal pascamusibah longsor akibat hujan deras yang melanda wilayah itu sejak beberapa hari terakhir.

Pemantauan Antara di Mamasa, Minggu, jalan poros yang menghubungkan dua kecamatan itu sebelumnya tertutup longsor selama sehari semalam hingga sempat membuat kemacetan arus lalu lintas.

Material longsor berupa tanah dan batu baru dapat disingkirkan setelah pemerintah menurunkan alat berat untuk membersihkan badan jalan.

"Musibah longsor ini terjadi akibat hujan terus mengguyur sejak Sabtu (27/4), yang juga mengakibatkan sungai di daerah itu meluap," kata staf Dinas Kesehatan Sulbar, dr. Ihwan yang juga terjebak longsor di daerah itu.

Ihwan menyampaikan, setelah terjebak macet selama 24 jam akhirnya dia bisa melanjutkan perjalanan setelah pemerintah setempat melakukan penggusuran dengan mengerahkan beberapa unit kendaraan alat berat.

Ia menyampaikan, luapan sungai di Mambi juga mengakibatkan ternak warga berupa sapi dan ternak lainnya terseret banjir bandang.

"Warga yang tinggal di bantaran sungai mulai meninggalkan tempatnya karena khawatir ikut terseret akibat tekanan banjir yang sangat kuat," katanya.

Dia menyampaikan, ancaman bencana banjir terus menghantui warga karena kondisi langit di wilayah Mamasa terlihat gelap.

"Kondisi tanah yang labil memicu longsor sering terjadi. Ini yang mesti menjadi perhatian pemerintah agar bisa meminimalisir dampak longsor sepanjang jalan yang menghubungkan Mamuju dan Mamasa," ujarnya. ***4***
(KR-ACO/H-KWR)

Pewarta: Aco Ahmad
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013