Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) mengungkapkan bahwa Letter of Intent (LoI) pembangunan sekolah berkelanjutan atau Stanford Doerr School of Sustainability di Ibu Kota Negara atau IKN Nusantara dari Stanford University Amerika Serikat sebagai terobosan dalam sektor pendidikan.Stanford University ingin membuat sekolah berkelanjutan atau Stanford Doerr School of Sustainability di IKN Nusantara,
"Iya jadi terobosan untuk sektor pendidikan," kata Deputi Pendanaan dan Investasi OIKN Agung Wicaksono di Jakarta, Rabu.
Agung mengatakan, Stanford University telah menyerahkan LoI tersebut kepada OIKN, dan hal tersebut didukung juga oleh para alumni kampus internasional tersebut di Indonesia.
"Stanford University ingin membuat sekolah berkelanjutan atau Stanford Doerr School of Sustainability di IKN Nusantara," katanya.
Baca juga: OIKN: Groundbreaking investor swasta di IKN dilakukan pekan depan
OIKN tentunya menyambut terbuka terkait hal ini dan juga menyampaikan apresiasi kepada para putra bangsa yang memiliki komitmen dan perhatian terhadap IKN Nusantara.
OIKN telah menandatangani Letter of Intent (LoI) dengan Stanford Doerr School of Sustainability.
Kepala OIKN Bambang Susantono menyambut baik LoI ini dan mengaku tidak sabar melihat perkembangan hasil kerja sama penelitian tersebut.
Penandatanganan ini merupakan pertanda baik dan transformasi nyata dalam pembangunan IKN dengan masuknya universitas kelas dunia ke IKN.
Baca juga: OIKN terima 281 LoI investor swasta untuk pembangunan IKN Nusantara
Sementara itu, Dekan Stanford Doerr School of Sustainability Arun Majumdar mengatakan bahwa ia terkesan dengan pembangunan IKN.
Arun menyatakan rasa hormat dan bahagianya karena bisa bekerja sama dalam proyek yang menurutnya ambisius ini.
Indonesia dipilih karena berperan penting dalam transisi rendah karbon global sebagai negara yang telah berjanji untuk mencapai emisi nol bersih pada 2060.
Kerja sama ini menjadikan Nusantara sebagai contoh uji coba metode baru pembangunan perkotaan berkelanjutan dan cetak biru (blueprint) yang potensial untuk ditiru oleh negara-negara lain, khususnya di Asia Tenggara.
Pewarta: Aji Cakti
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2023