• Beranda
  • Berita
  • Batik Gobang Seribu jadi simbol wisata berkelanjutan di pesisir DKI

Batik Gobang Seribu jadi simbol wisata berkelanjutan di pesisir DKI

29 September 2023 16:54 WIB
Batik Gobang Seribu jadi simbol wisata berkelanjutan di pesisir DKI
Arsip foto - Penari menampilkan tarian batik gobang saat pagelaran Hari Tari Sedunia di kawasan Taman Fatahillah, Kota Tua, Jakarta, Sabtu (6/5/2023). ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/tom./aa.

Selanjutnya tinggal bagaimana supaya produk bisa menjangkau pasar wisatawan yang lebih luas

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menilai bahwa keberadaan aktivitas pembuatan seni kriya batik gobang seribu, di Kepulauan Seribu menjadi simbol keberhasilan atas upaya pengembangan wisata berkelanjutan pada kawasan pesisir itu.

Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi DKI Jakarta, Andhika Permata, di Jakarta, Jumat, mengatakan, wisata berkelanjutan adalah pendekatan dalam industri pariwisata yang bertujuan tidak hanya untuk menjaga dan memelihara sumber daya alam sebagai bentuk konservasi.

Tapi, lanjutnya, wisata berkelanjutan juga bertujuan untuk menjaga budaya, dan ekonomi suatu destinasi wisata agar dapat tumbuh berkembang dan dinikmati oleh generasi saat ini dan masa depan.

"Ini juga sekaligus membantu dalam hal diversifikasi pendapatan dengan memberikan peluang untuk usaha lain yang berkaitan tak hanya dalam sektor perikanan, namun juga dalam sektor pariwisata, UMKM," kata dia.

Menurutnya, wisata berkelanjutan di Kepulauan Seribu berjalan baik sebab, keberadaan pengerajin batik maupun pelaku UMKM lainnya di daerah pesisir itu sebagian besar bergantung pada sumber daya alam.

"Jika sumber daya alam mengalami kerusakan, maka para pelaku UMKM, yang bergantung dengannya akan kehilangan pendapatan, (tapi faktanya kondisi itu tidak terjadi) karena alamnya terjaga," kata dia.

Dia menjabarkan, aktivitas pembuatan batik tersebut di bawah pengawasan langsung Pemerintah Kabupaten Kepulauan Seribu yang bekerja sama dengan beberapa desainer kriya/wastra nusantara.

Dalam pengawasan tersebut warga lokal di Kepulauan Seribu yang mayoritas ibu-ibu mendapat pelatihan intensif hingga daya kreativitas nya berkembang sejak beberapa bulan terakhir.

Dari tangan kreatif ibu-ibu pesisir itu tercipta kekhasan tersendiri Batik Gobang Seribu. Mulai dari motif yang dipilih mengedepankan kekayaan flora dan fauna bahari, penggunaan warna yang lebih lembut dan desain nya tergolong beraturan.

Menurut penilaian kalangan desainer disana-lah letak perbedaan Batik Gobang Seribu dengan batik khas Betawi umumnya yang berwarna cerah mencolok, dan dalam satu kain memiliki motif dan desain beragam.

"Selanjutnya tinggal bagaimana supaya produk bisa menjangkau pasar wisatawan yang lebih luas. Sehingga wisata berkelanjutan ini secara keseluruhan dapat menguntungkan perkembangan ekonomi lokal," kata dia.

Sebelumnya, tren Kepulauan Seribu dan Batik Gobang Seribu menjadi perbincangan dalam event internasional, setelah Duta Besar Republik Seychelles untuk ASEAN Nico Barito mengaku takjub dengan keindahan dan kearifan lokal di Kepulauan Seribu.

Nico mengunjungi Pulau Untung Jawa, Pulau Tidung Kecil, Pulau Panjang hingga Pulau Payung di Kepulauan Seribu, pada awal bulan September lalu, dalam rangka mengikuti agenda kegiatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN di Jakarta.

Dalam kunjungannya itu, Nico menyaksikan warga lokal di beberapa pulau di Kepulauan Seribu, salah satunya Pulau Tidung beraktivitas sebagai pengerajin Batik Gobang Seribu.

"Kepulauan Seribu memiliki kearifan lokal Batik Gobang Seribu, menurut saya ini bagus. Saya pun takjub, di Daerah Khusus Ibu Kota masih banyak mangrove. Saya kira hanya pembangunan saja," kata Nico, didampingi Bupati Kepulauan Seribu Junaedi.

Oleh sebab itu, Nico menyatakan tertarik untuk bekerjasama dalam membangun pariwisata di Kepulauan Seribu seperti di negaranya hingga melengkapi sumber daya pendukung seperti air dan juga listrik.

Baca juga: Rumah Batik Palbatu gelar program seribu batik pulihkan kinerja

Baca juga: Kepulauan Seribu kembangkan batik pesisir bermotif daun sukun

Baca juga: Seribu payung disimpan di Museum Batik Pekalongan

Pewarta: M. Riezko Bima Elko Prasetya
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2023