Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) Indonesia menyerukan segera dihentikannya perang di Gaza agar jumlah korban tidak bertambah banyak dan untuk memberi kesempatan bagi upaya penyelamatan korban.
Lewat keterangan tertulis yang diterima di Jakarta pada Selasa, MER-C Indonesia mengatakan bahwa memasuki hari keempat sejak perang meletus, Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza mencatat sedikitnya 704 warga meninggal dan 3.900 lainnya terluka.
MER-C Indonesia mengatakan di X bahwa hingga Senin malam (9/10) waktu setempat, RS Indonesia di Gaza telah menangani sedikitnya 66 korban jiwa dan 444 korban luka, sementara 93 orang lainnya masih dirawat.
Menurut lembaga kemanusiaan itu, diperlukan pengiriman tim dan bantuan ke RS tersebut untuk merawat para korban karena stok obat-obatan akan menipis dan tenaga medis akan kelelahan.
Target utama tim yang dipimpin Faried Thalib tersebut adalah menyalurkan amanat rakyat Indonesia dalam bentuk bantuan medis dan kemanusiaan.
Tim itu juga akan menindaklanjuti rencana pengembangan tahap tiga RS Indonesia, yaitu pembangunan poliklinik spesialis.
MER-C juga mengatakan bahwa ada tiga relawan asal Indonesia yang akan tetap tinggal di Gaza untuk memberikan pertolongan darurat.
Jika keadaan semakin genting, MER-C Indonesia telah mempersiapkan rencana kontingensi.
Kementerian Luar Negeri RI telah mengimbau warga negara Indonesia (WNI) di Palestina dan Israel untuk meningkatkan kewaspadaan dan terus menjalin komunikasi dengan perwakilan RI.
Berdasarkan data terbaru, ada 45 WNI di Palestina, 10 di antaranya berada di Gaza dan sisanya di Tepi Barat. Selain mereka, 230 WNI lainnya sedang melakukan wisata religi di Israel.
Hingga saat ini, belum ada laporan tentang adanya WNI yang menjadi korban pertempuran kelompok Hamas Palestina dengan militer Israel.
Baca juga: Kiai Said Aqil Siroj serukan hentikan perang Palestina dengan Israel
Baca juga: Menlu RI minta dukungan ICRC untuk evakuasi WNI dari Jalur Gaza
Pewarta: Cindy Frishanti Octavia
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2023