"Ketiganya dapat memainkan peran penting dalam memediasi dan meredakan situasi saat ini,” kata Scholz dalam pernyataan pemerintah kepada parlemen, menyusul meluasnya perang Hamas melawan Israel di Gaza.
Menurut kantor berita Anadolu, Scholz mengaku terus mengontak Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi, yang menurutnya memiliki saluran komunikasi yang baik dengan Gaza.
Scholz juga menyatakan akan berbicara dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
Scholz membela rencana pertemuannya dengan Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani yang dijadwalkan berlangsung Kamis, ketika kubu oposisi Partai Uni Kristen Demokrat mengkritik rencana itu.
Baca juga: China pastikan tiga warganya tewas akibat perang Palestina-Israel
Qatar berperan penting sebagai mediator, tandas Scholz.
Scholz menyatakan akan menegaskan kepada para pengkritiknya bahwa yang dilakukannya adalah membantu meredakan konflik Israel-Palestina.
Jerman dan Qatar berbeda pandangan tentang konflik Israel-Palestina. Jerman mendukung solusi dua negara, sementara Qatar mendukung hak Palestina menentukan nasib sendiri.
Jerman kerap mengkritik pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan Qatar, termasuk menahan sewenang-wenang dan memperlakuan buruk pekerja migran, terutama ketika Qatar menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022.
"Sungguh tidak bertanggung jawab jika kami tidak menggunakan semua relasi yang dapat membantu situasi yang meresahkan ini. Kami melakukan ini dengan koordinasi erat bersama Israel dan orang-orang yang diculik oleh Hamas," kata Scholz.
Scholz menyatakan bakal dikunjungi Raja Yordania Abdullah II pekan depan, yang disebutnya berperan khusus dalam hubungan Israel-Palestina.
Baca juga: PBB desak akses bantuan kemanusiaan untuk Gaza dibuka
Sumber: Anadolu
Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2023