• Beranda
  • Berita
  • Seniman ASEAN kolaborasikan ragam cerita panji di Jatim

Seniman ASEAN kolaborasikan ragam cerita panji di Jatim

18 Oktober 2023 21:50 WIB
Seniman ASEAN kolaborasikan ragam cerita panji di Jatim
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa didampingi penggerak budaya Panji Wardiman Djojonegoro (tengah) berpose bersama delegasi seniman ASEAN di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Selasa malam (17/10/2023). (ANTARA/HO-Biro Adpim Jatim)

Para seniman ini berasal dari Filipina, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Singapura, Thailand, Vietnam dan tentunya Indonesia, khususnya Jawa Timur

Seniman dari sembilan negara di Asia Tenggara (ASEAN) berkolaborasi menyuguhkan ragam cerita panji untuk ditampilkan dalam satu pentas di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menginformasikan kolaborasi para seniman ASEAN tersebut akan menampilkan lakon Panji Sumirang di Taman Candra Wilwatikta, Kabupaten Pasuruan, pada 22 Oktober 2023.

Baca juga: Pemkot Jakpus berdayakan duta baca dalam peringatan Bulan Bahasa

"Para seniman ini berasal dari Filipina, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Singapura, Thailand, Vietnam dan tentunya Indonesia, khususnya Jawa Timur," katanya melalui keterangan tertulis di Surabaya, Rabu.

Penampilan kolaborasi seniman dari sembilan negara tersebut sekaligus akan menutup ASEAN Panji Festival 2023 yang digelar bersama oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI, Pemerintah Provinsi Jawa Timur, Pemerintah Kota (Pemkot) Kediri dan Pemkot Malang sejak 14 Oktober 2023.

Gubernur Khofifah mengapresiasi Kemendikbudristek yang telah memilih Jawa Timur sebagai lokasi penyelenggaraan ASEAN Panji Festival 2023.

"Provinsi Jawa Timur sebagai tempat lahirnya sastra Panji merupakan bagian penting dalam perkembangan kebudayaan. Berkat dukungan dari negara-negara ASEAN, pada tahun 2017 cerita Panji ditetapkan UNESCO sebagai Memory of the World," ujarnya.

Gubernur Khofifah menjelaskan substansi cerita Panji dapat dimaknai sebagai penyatuan antara dua belah pihak yang dilambangkan dengan kerajaan Janggala yang dipimpin Raden Panji Inu Kertapati dan Panjalu di bawah kendali Dewi Sekartaji.

Baca juga: Jafri Sastra hengkang dari kepelatihan Kalteng Putra

Dalam perkembangannya cerita Panji menembus batas negara (borderless) se- ASEAN

Bagi Khofifah, keberagamaan cerita Panji di Asia Tenggara merupakan kekayaan kultural yang harus dilestarikan. Salah satu upaya untuk melestarikannya adalah dengan rutin menggelar ASEAN Panji Festival setiap lima tahun sekali.

Sementara, bagi masyarakat Jawa Timur, cerita Panji tidak hanya sebatas karya sastra. Gubernur Khofifah memaparkan representasi cerita Panji di Jawa Timur telah berkembang dalam berbagai ragam ekspresi budaya.

Salah satunya telah menjadi bagian dalam khazanah cagar budaya di Jawa Timur, antara lain pada relief gambyok di Kediri, arca dan relief Candi Selokelir di Gunung Penanggungan, relief Candi Penataran di Blitar, relief Candi Mirigambar di Tulungagung dan relief Candi Menakjinggo di Mojokerto.

Selain itu, Cerita Panji juga menjadi inspirasi dalam berbagai ragam kesenian tradisi yang berkembang di Jawa Timur. Di antaranya melahirkan Wayang Beber di Pacitan, Wayang Topeng di Malang, Wayang Thengul di Bojonegoro, Wayang Klithik di Kediri, Penthul Tembem di Madiun, Jaranan di Tulungagung dan Trenggalek, serta Topeng Dalang di Sumenep.

"Di Jawa Timur, kekuatan dari turunan sastra dan budaya Panji membangun persaudaraan. Masyarakat di Jawa Timur seringkali mengintroduksi bagaimana harus hidup guyub dan membangun kerukunan," tutur Khofifah.

Baca juga: Kemendikbudristek ajak dunia kembangkan sastra Mastera

Pewarta: Abdul Hakim/Hanif Nasrullah
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2023