Puluhan orang yang mengikuti acara ini menuliskan nama-nama anak-anak Palestina yang tewas dibom Israel yang sudah mencapai dua ribu jiwa.
CEO MAP Melanie Ward mengatakan sejuta anak-anak Gaza sudah kehabisan waktu untuk tetap hidup dalam kondisi yang mengerikan.
"Kebutuhan dasar mereka seperti makanan dan air menipis dengan cepat, dan banyak dari mereka terpaksa meninggalkan rumah karena bombardemen dan pengepungan oleh Israel yang terus berlanjut," kata Ward.
Sementara itu, Rohan Talbot, direktur advokasi dan kampanye MAP berkata kepada Anadolu bahwa jumlah korban tewas di Gaza amat mengerikan.
Talbot mengungkapkan ribuan lainnya terbuka dan lebih dari 800 orang terperangkap di bawah reruntuhan bangunan yang hancur.
Baca juga: Retno suarakan kekecewaan Indonesia terhadap DK PBB
Talbot mengatakan doa bersama itu berupaya menyerukan gencatan senjata dan "meyakinkan agar tidak ada lagi nyawa anak yang hilang."
Dia mendesak pemerintah Inggris agar menegaskan bahwa apa pun yang dilakukan Israel mesti selaras dengan hukum internasional.
"Akhiri serangan tanpa pandang bulu terhadap rumah warga sipil, hentikan serangan terhadap rumah sakit, dan tempat penampungan," kata dia.
Talbot menyerukan agar blokade total Gaza diakhiri, sebaliknya pasokan makanan, air dan obar-obatan serta bahan bakar harus masuk Gaza.
Sejak 7 Oktober sudah lebih dari 7.100 orang terbunuh akibat konflik itu, termasuk 5.791 warga Palestina dan 1.400 warga Israel.
Baca juga: Indonesia desak DK PBB segera hentikan perang di Gaza
Sumber: Anadolu
Pewarta: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2023