Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bersama para ahli epidemiologi memprakirakan jumlah kasus Cacar Monyet atau Monkey Pox di Indonesia dapat mencapai 3.600 kasus.Prediksi kami kemarin bersama para pakar epidemiolog membandingkan rate yang terjadi di Inggris. Kami prakirakan dengan populasi kunci bisa sampai 3.600 orang
"Prediksi kami kemarin bersama para pakar epidemiolog membandingkan rate yang terjadi di Inggris. Kami prakirakan dengan populasi kunci bisa sampai 3.600 orang," kata Direktur Jenderal (Dirjen) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu dalam konferensi pers yang diikuti secara daring di Jakarta, Kamis.
Maxi mengatakan angka prakiraan tersebut dapat bertambah jika intervensi dan edukasi tidak berjalan dengan baik.
"Paling utama adalah perilaku hidup bersih dan sehat. Jangan berhubungan seksual jika bergejala dan tentu berhubungan seksual dengan aman," ujar Maxi.
Ia menyebutkan tingginya angka kasus pada tahun ini dibandingkan dengan tahun lalu karena berbagai faktor, salah satunya pandemi COVID-19, di mana perjalanan antarnegara masih sangat terbatas.
Baca juga: Kemenkes telah vaksinasi 157 orang berisiko cacar monyet
Berbeda dengan tahun ini, sambungnya, di mana transmisi lokal yang terjadi kali ini berawal dari beberapa kasus yang ditularkan setelah melakukan perjalanan ke luar negeri.
Maxi menyebutkan pihaknya telah mencoba mengurutkan linimasa bagaimana kasus Cacar Monyet dapat masuk ke Indonesia.
"Kami sudah mencoba mengurutkan timeline siapa yang pertama (terinfeksi). Satu kasus probable kami lihat sejak Agustus sudah bergejala, tapi dia tidak ambil sampel dan sulit ketemu orang ini, dan sering bolak-balik ke luar negeri," tuturnya.
Maxi menyebutkan varian Cacar Monyet yang terdapat di Indonesia merupakan varian Cacar Monyet yang ringan, di mana varian ini tidak memiliki tingkat kematian yang tinggi.
Baca juga: Kemenkes sebut terdapat 14 kasus aktif cacar monyet di Indonesia
Meski demikian, lanjutnya, Kemenkes telah menyediakan 1.000 dosis vaksin untuk dibagikan kepada masing-masing sasaran sebanyak dua dosis. Kemenkes juga telah berkoordinasi dengan ASEAN untuk memperoleh 2.000 dosis vaksin tambahan.
Untuk itu Maxi menyebutkan keterbukaan kelompok LSL (Laki-laki berhubungan Seks dengan Laki-laki) terhadap petugas kesehatan sangat diperlukan untuk menelusuri kasus ini, agar penanganan Cacar Monyet menjadi lebih maksimal.
"Minimal terbuka dengan petugas kesehatan agar penanganan lebih cepat. Karena kalau terbuka, penanganan jadi lebih mudah, sehingga kasus ini tidak menjadi lebih banyak," ucap Maxi Rein Rondonuwu.
Baca juga: Cegah cacar monyet, dokter imbau masyarakat lakukan seks secara sehat
Pewarta: Sean Muhamad
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2023