• Beranda
  • Berita
  • Analis sebut tiga instrumen investasi berpeluang untung pada 2024

Analis sebut tiga instrumen investasi berpeluang untung pada 2024

27 Oktober 2023 21:31 WIB
Analis sebut tiga instrumen investasi berpeluang untung pada 2024
Head of Equity Research Mandiri Sekuritas Adrian Joezer memaparkan materi dalam acara Capital Market Summit & Expo 2023 di Main Hall Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (27/10/2023). (ANTARA/Aloysius Lewokeda)
Head of Equity Research Mandiri Sekuritas Adrian Joezer menyebutkan tiga instrumen investasi saham yang berpeluang memberikan keuntungan pada 2024 yang merupakan tahun politik.

"Di tahun depan (2024) ketika The Fed berhenti menaikkan suku bunga, investasi bisa dimulai di instrumen seperti goverment bonds, growth stocks, gold. Itu bisa benefit," kata Adrian Joezer dalam diskusi bertema "Jurus Investor Kejar Cuan di Tahun Politik" pada acara Capital Market Summit & Expo 2023 di Main Hall Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat.

Ia mengatakan, kebijakan suku bunga tinggi masih akan bertahan untuk beberapa saat, terutama tingkat suku bunga di Amerika Serikat (AS).

Namun, memasuki 2024, ada kesempatan menguntungkan pada saat bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) berhenti menaikkan suku bunga dan ekspektasi terkait imbal hasil obligasi mulai turun.

Selain itu, aset jangka panjang (long duration assets) yang terefleksi dari saham-saham seperti growth company, tower company, property company bisa memberikan keuntungan pada tahun depan.

Lebih lanjut, Adrian mengatakan pada 2024, kondisi defisit transaksi berjalan Indonesia akan semakin tinggi, namun dari sisi Produk Domestik Bruto (PDB) akan tumbuh menjadi 5,2 persen dari 5 persen pada tahun ini.

Sementara, suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI 7-Day Reverse Repo Rate juga diperkirakan bisa turun sebesar 50 bisnis poin mulai Mei 2024. Saat ini suku bunga acuan BI berada di level 6 persen.

Ia mengatakan, dengan kondisi seperti ini, kecenderungan pemilihan investasi saham pada kuartal terakhir 2023 dan kuartal I 2024, antara lain saham consumer staples atau kebutuhan pokok konsumen, telekomunikasi, perbankan, dan komoditi.

"Jika memasuki kuartal II 2024 dengan perhitungan yang masih valid, maka investasi bisa mulai dilakukan untuk long duration assets," katanya.

Baca juga: Schroder sebut kondisi geopolitik global pengaruhi minat investor
Baca juga: Tumbuh Makna sebut dinamika geopolitik beri peluang investasi bagi RI
Baca juga: Analis sarankan investor lebih selektif pilih saham "undervalued"

 

Pewarta: Aloysius Lewokeda
Editor: Citro Atmoko
Copyright © ANTARA 2023