Ungkap proses dibalik pameran foto "Alkisah"

10 Agustus 2015 21:35 WIB
Ungkap proses dibalik pameran foto "Alkisah"
Konferensi pers pameran foto Alkisah di Galeri Indonesia Kaya, Grand Indonesia, Jakarta, Senin (10/8/2015). (ANTARA News/ Arindra Meodia)
Jakarta (ANTARA News) - Ide pameran foto "Alkisah" yang menampilkan 17 cerita rakyat Indonesia karya Rio Wibowo atau lebih dikenal dengan Rio Motret ternyata berawal sejak dua trahun lalu.

"Ini memang sebuah project mimpi yang mana 2 tahun lalu hanya sebuah angan-angan," kata dia disela peresmian pameran foto Alkisah, di Grand Indonesia, Jakarta, Senin.

Rio mengatakan pameran yang bekerja sama dengan Galeri Indonesia Kaya itu mulai berproses delapan bulan lalu.

"Saya mulai bertemu Rio tahun lalu, dia menceritakan project ini. Saya tantang rio kalau cuma proposal di meja saya ada setumpuk proposal, harus ada step-step yang jelas," kata Renita Sari, Renitasari Adrian, Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation.

Setelah berkomitmen untuk mewujudkan pameran foto tersebut, Renita dan Rio mengaku mulai melakukan pertemuan. Berawal sebulan sekali, intensitas pertemuan itu bertambah menjadi dua hingga satu kali seminggu.

"Bulan puasa pun meeting-nya di rumah saya karena sudah mendesak sekali. Bahkan, dua minggu sebelumnya kami berkomunikasi hingga jam 2-3 pagi," ujar Renita.

"Karena ini melibatkan semua orang, banyak vendor, jadi bahkan teks pun harus betul," sambung dia.

Dalam prosesnya, Renita dan Rio mengaku sempat terjadi ketegangan antar keduanya. Namun, karena telah memiliki visi yang sama, maka dapat diatasi.

"Saya dan Rio pengen ini-itu, sempat kenceng-kencengan akhirnya tenang lagi semuanya untuk kebaikan harus jadi satu," kata dia.

Awalnya, Renita juga mengaku pesimis karena pameran foto tersebut melibatkan 65 artis.

"Saya bilang ke Rio, yakin bisa motret orang sebanyak ini? kita engga mungkin lho mengeluarkan dana untuk sekian artis," ujar dia.

"Tapi karena konsep kita dan karena ini bukan komersil, semua artis yang diajak semangat. Ini sebenarnya adalah kampanye untuk lebih cinta legenda cerita rakyat Indonesia," sambung dia.

Dalam pemilihan artis Rio mengatakan memilih berdasarkan karakter wajah dan kekuatan acting. Sebelumnya, Rio mengaku melakukan riset terlebih dahulu untuk memilih cerita yang akan ditampilan melalui seni fotografi tersebut.

"Saya menemukan ratusan cerita rakyat kemudian saya pilih 17 berdasarkan cerita yang paling besar, paling ikonik, dan mudah diingat orang, sehingga bisa dikenali tanpa memberi judul," kata Rio.

"Untuk Nyi Roro Kidul misalnya, perempuan yang muncul di otak saya Julia Perez, sedangkan Bawang putih Sandra Dewi, Bawang Merah Wulan Guritno," tambah dia.

Proses pemotretan pun bukan tanpa kendala, Rio mengaku merasa sangat tertantang saat harus mengambil gambar untuk cerita dongeng Jaka Tarub dan 7 Bidadari. Pasalnya, lokasi pengambilan gambar mengambil tempat di sebuah air terjun di Bogor.

"Yang paling berat under water. Saya salut sama selebriti yang mau bercapek-capek," ujar dia.

Saat ditanya proses pengambilan gambar yang paling membangkitkan emosi, Rio menyebut dua cerita yakni Lutung Kasarung yang diperankan Marsha Timoty dan Vino G Bastian, dan Roro Mendut yang diperankan oleh Krisdayanti.

"Saking menghayati sampai menitikan air mata, jadi kalau dilihat di foto memang benar menangis, sampai kami enggak enak," kata dia.

Setelah pameran foto yang berlangsung di Atrium East Mall Grand Indonesia mulai dari 10 Agustus hingga 23 Agustus itu selesai, Renita berniat membawa pameran tersebut ke luar kota Jakarta.

"Konsepnya tetap di mall karena mall merupakan ruang publik yang bisa diakses dan dinikmati semua pihak," ujar Renita.

"Menurut saya dan Rio ini belum sempuran tapi ini merupakan suatu awal yang baik. Mudah-mudahan bisa menjadi inspirasi anak muda," tambah dia.

Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015