RSUD Curup kekurangan alat cuci darah

18 Oktober 2015 20:13 WIB
RSUD Curup kekurangan alat cuci darah
Dokumentasi sejumlah pasien RS Palang Merah Indonesia menjalani proses cuci darah di ruang hemodialisa RSPMI di Kota Bogor, Jawa Barat, Selasa (21/2). Cuci darah biasanya dilakukan pada penderita gagal ginjal tiga kali seminggu. (FOTO ANTARA/Jafkhairi)
Rejanglebong, Bengkulu (ANTARA News) - RSUD Curup di Kabupaten Rejanglebong, Provinsi Bengkulu, saat ini masih kekurangan alat cuci darah untuk melayani pasien gagal ginjal di daerah itu.

Direktur RSUD Curup, Tanjilul Azhari, saat dihubungi, Minggu, menjelaskan alat cuci darah yang mereka miliki saat sebanyak 15 unit, namun dari jumlah itu tiga unit tidak berfungsi karena rusak.

"Jumlah alat yang kita punyai tidak sebanding dengan jumlah pasien gagal ginjal yang ditangani RSUD Curup," katanya.

Beban kerja alat cuci darah di sana memang tinggi. "Banyak yang beroperasi sampai tiga kali sehari, padahal idealnya hanya difungsikan dua kali sehari," kata dia. 

Jumlah pasien gagal ginjal yang akan melakukan cuci darah di RSUD Curup tambah dia, setiap bulan mencapai 600 orang, sementara alat cuci darah yang tersedia cuma 12 unit saja. 

RSUD Curup sudah menjadi rumah sakit rujukan regional di Provinsi Bengkulu dan juga melayani pasien dari Kepahiang, Lebong, serta dari Kabupaten Empat Lawang, Sumatera Selatan.

Untuk bisa melayani 600-an pasien sebulan, setidaknya mereka memiliki 20 unit mesin pencuci darah. 

Pewarta: Nur Muhamad
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015