• Beranda
  • Berita
  • Kemdikbud: angka pertisipasi bersekolah anak berkebutuhan khusus rendah

Kemdikbud: angka pertisipasi bersekolah anak berkebutuhan khusus rendah

3 November 2015 14:21 WIB
Kemdikbud: angka pertisipasi bersekolah anak berkebutuhan khusus rendah
Sejumlah anak berkebutuhan khusus (ABK) mengerjakan soal mata pelajaran Bahasa Indonesia saat ujian nasional (UN) di SDN Klampis Ngasem I/246, Surabaya, Jawa Timur. (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)
Padang (ANTARA News) - Dirjen Pendidikan Dasar Menengah Kemdikbud Hamid Muhammad mengatakan angka partisipasi bersekolah anak berkebutuhan khusus (ABK) masih rendah hanya sebesar 10-11 persen dari jumlah total 1,6 juta anak berkebutuhan khusus di Tanah Air.

"Dari 1,6 juta ABK di indonesia, baru 164 ribu anak yang mendapat layanan pendidikan. Angka partisipasinya berarti 10 -11 persen saja," kata Hamid Muhammad dalam sambutan pada pembukaan Gebyar Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus 2015 berlangsung sejak 2 November hingga 6 Nvember di Padang, Selasa.

Tahun ini telah ditetapkan sebagai Tahun Wajib Belajar 12 Tahun dan berlaku bagi semua anak usia sekolah tidak terkecuali anak difabel, katanya.

Ia mengatakan semua anak usia sekolah yang hadir di sini harus jadi bagian dari wajib belajar agar bisa dituntaskan selambatnya Tahun 2020. "Anak-anak Indonesia harus lulus SMA atau SMK. Target pemerintah sebanyak 97 persen angka partisipasi tercapai".

Lebih lanjut Hamid mengatakan kegiatan gebyar bertujuan agar jangan sampai ada anak-anak berkebutuhan khusus yang tidak mendapatkan layanan pendidikan.

"Kita jadikan momen gebyar untuk mempromosikan layanan pendidikan khusus dan kebutuhan khusus. Kita perlu menyisir anak difabel untuk bisa masuk ke lembaga pendidikan khusus. Kementerian sudah menjamin melalui program afirmasi semua anak usia sekolah dibiayai pemerintah, apakah dari keluarga miskin menengah dan kaya dijamin pemerintah," paparnya.

Hal itu dilakukan dengan memberikan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dua kali lipat dari BOS biasa. Tidak boleh ada istilah malu menyekolahkan anak difabel, katanya.

Sementara itu Direktur Pembinaan Pendidikan Khusus dan kebutuhan Khusus Renani Pantjastuti mengatakan Gebyar dan Lomba Keberbakatan PKLK 2015 diikuti sebanyak 206 peserta dari seluruh propinsi di Indonesia.

"Tahun ini terdapat beragam kegiatan yang diselenggarakan pada perhelatan tahunan ini dan terbagi dalam kategori-kategori pada kedua jenis kegiatan, seperti kategori manajemen produk unggulan sekolah, unjuk karya pembuatan produk unggulan, dan kreasi tampilan stand Bhineka Tunggal Ika untuk setiap provinsi. Ketiga kategori ada di dalam Gebyar Pameran Produk Unggulan Sekolah," ujarnya.

Sedangkan untuk Lomba Keberbakatan atau Pentas Siswa Berbakat, kata dia, ada tiga kategori lomba yang akan dilaksanakan. Di antaranya, kategori lomba musik untuk siswa Sekolah Dasar (SD) atau Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Pewarta: Zita Meirina
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015