“Penyelenggaraan diklat tersebut untuk membangun dan memperkokoh infrastruktur peningkatan kualitas dan daya saing sumber daya manusia, khususnya bidang pengelasan," kata Kepala BPPI kemenperin Haris Munandar melalui siaran pers diterima di Bandung, Jumat.
Selain itu, perdagangan jasa antara Indonesia dan Eropa khususnya SDM bidang pengelasan menuntut kualifikasi dan sertifikasi yang diakui oleh masyarakat international.
Oleh karena itu, Haris menambahkan, B4T Konsisten menyelenggarakan diklat bersertifikat International tersebut, sehingga ketersediaan SDM yang mempunyai kualifikasi yang langsung diakui international dapat terus bertambah.
Diharapkan, SDM bidang pengelasan dengan kualifikasi dan sertifikasi yang mengacu pada skema Internasional Institute of Welding (IIW) dan Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) dapat diakui bekerja di Negara-negara di Luar Indonesia.
Kemenperin ingin, lanjut Haris, penyelenggaraan diklat memberikan gambaran tentang kesiapan SDM Indonesia dalam bidang pengelasan dengan kualifikasi International khususnya dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang akan diberlakukan pada akhir 2015.
Diklat WI tahun ini telah mencapai 86 angkatan dengan meluluskan 2.800 peserta, sedangkan untuk diklat WE merupakan angkatan ke 20 dengan lulusan mencapai 200 orang. Diklat WI ke 86 diikuti 40 peserta dan untuk diklat WE diikuti 34 peserta.
Peserta kedua diklat yang digelar di Bandung selama tiga bulan sejak Agustus tersebut berasal dari berbagai perwakilan, baik dari perusahaan, perguruan tinggi, serta perorangan. Selain kedua diklat tersebut, B4T juga telah mencetak lulusan yang ahli dalam bidang pengelasan (welder) sebanyak 825 orang. Diklat welder ini secara rutin diselenggarakan berdasarkan permintaan dari PT. KAI dan PT. Pertamina.
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2015