IABIE dorong pengiriman pelajar ke luar negeri

17 Oktober 2016 19:22 WIB
IABIE dorong pengiriman pelajar ke luar negeri
Ketua Umum Ikatan Alumni Program Habibie (IABIE) Bimo Sasongko (kiri) menyerahkan cinderamata kepada Direktur Pemberitaan ANTARA Aat Surya Safaat (kanan) saat pengurus IABIE mengunjungi ANTARA, Senin, 17 Oktober 2016. (Istimewa)
Jakarta (ANTARA News) - Ikatan Alumni Program Habibie (IABIE) mendorong pemerintah terus mengirimkan pelajar Indonesia untuk menimba ilmu di luar negeri guna menyiapkan sumber daya manusia yang unggul di Tanah Air.

"Dulu tujuan Pak Habibie mengirimkan pelajar ke luar negeri agar mereka jadi tuan rumah di negeri sendiri di bidang sains dan teknologi," kata Ketua Umum IABIE Bimo Sasongko saat berkunjung ke Redaksi Antara di Jakarta, Senin.

 IABIE yang dibentuk pada 2 Agustus 2013 awalnya untuk mengumpulkan dan menjalin koneksi antara para lulusan program beasiswa yang dikirim oleh BJ Habibie saat masih menjabat Menteri Riset dan Teknologi.

Bimo menyebut WNI lulusan SMA yang dikirim melalui program beasiswa Habibie pada tahun 1990-an untuk mengikuti program S1 sebanyak 1.500 orang.

Jumlah tersebut bertambah menjadi 4.000 orang apabila ditambah dengan lulusan S2 dan S3 yang juga dikirim ke luar negeri dari program beasiswa Habibie tersebut..

"Salah satu visi besar kami juga agar pemerintah kembali mengirimkan lulusan SMA ke luar negeri," kata Ketua IABIE Jarot S Suroso.

Dia menilai Lembaga Pengelola Dana Pendidikan yang mengirimkan sumber daya manusia Indonesia untuk kuliah di luar negeri lebih dominan oleh program S2 dan S3, sementara beasiswa S1 ke luar negeri untuk lulusan SMA mulai dibatasi.

"Untuk yang SMA, scholarship dari pemerintah hampir zero (tidak ada)," kata Jarot.

Terlebih lagi program LPDP baru dilakukan mulai tiga tahun lalu, yang artinya masih memerlukan waktu yang lama saat SDM Indonesia tersebut siap untuk bekerja membangun Tanah Air.

Sementara sebanyak 4.000 WNI lulusan universitas luar negeri yang tergabung dalam IABIE saat ini sudah siap dalam segi ilmu kepakaran mengingat rata-rata para lulusan tersebut sekitar 40-50 tahun yang mana merupakan usia produktif.

Oleh karena itu Bimo berharap agar program pengiriman siswa lulusan SMA belajar ke luar negeri harus diteruskan sesuai dengan cita-cita Habibie pada saat itu.

"Intinya jadi tuan rumah di negeri sendiri di semua bidang," kata Bimo.

Sebagai perbandingan, mahasiswa Indonesia di luar negeri saat ini berjumlah 30 ribu orang dari total penduduk 250 juta jiwa.

Namun Malaysia juga mengirim 30 ribu warganya belajar di luar negeri dari total 30 juta penduduknya.

Bahkan Korea Selatan mengirimkan 120 ribu warganya menuntut ilmu di luar negeri dari total penduduk 30 juta jiwa.

Namun sayangnya program beasiswa Habibie sudah terhenti sejak tahun 1998 ketika Indonesia dilanda krisis moneter.

Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016