"Kegiatan ini baru pertama kali diadakan di dunia, dan merupakan inisiatif Indonesia," ujar Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) Indonesia AM Fachir saat membuka dialog tersebut di Ambarukmo Plaza Yogyakarta, Selasa.
Wamenlu mengatakan tujuan kegiatan tersebut difokuskan sebagai upaya untuk mengatasi ancaman keamanan, terorisme, radikalisme dan ekstremisme.
Ke depan, kata Wamenlu, Pemerintah Indonesia mengharapkan kerja sama MIKTA dapat semakin menguat, strategis dan inklusif, yang melibatkan semua pihak.
"Tidak hanya Kementerian Luar Negeri RI, tetapi semua peserta yang hadir juga diharapkan dapat membawa pesan perdamaian dan bertukar perdamaian dengan negara MIKTA," jelas Fachir.
Ia menjelaskan kegiatan tersebut dilaksanakan oleh Kementerian Luar Negeri (Kemlu) bekerja sama dengan Kementerian Agama (Kemenag), berisikan pesan perdamaian yang antara lain mendorong pelaksanaan kegiatan yang memupuk rasa solidaritas dan penghargaan terhadap keragaman, keterbukaan dan transparansi pada tingkat pemerintah maupun non-pemerintah.
Wamnelu menambahkan MIKTA merupakan "cross regional consultative platform" tingkat Menteri Luar Negeri yang dibentuk pada saat pertemuan ke-68 Majelis Umum PBB tanggal 17 September 2013, berdasarkan berbagai persamaan, di antaranya kemampuan ekonomi dan peran di kawasan.
"MIKTA diharapkan dapat bekerjasama untuk meningkatkan kontribusi dalam pembangunan komunitas internasional," kata Wamenlu.
Pewarta: RH Napitupulu
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016