"Kalau kita lihat di Tiongkok, pasar motor listrik mereka lima juta per tahun. Nah, lima juta itu baterainya mau dibuang kemana?!. Jadi, pengolahan baterai itu penting," kata Ketua Umum Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) Gunadi Sindu Winata di Jakarta, Selasa.
Gunadi menyampaikan hal tersebut usai bertemu dengan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di Gedung Kemenperin.
Gunadi menyampaikan, dalam pertemuan itu, Menperin Airlangga meminta industri mulai mengembangkan motor listrik di Indonesia.
Menurut Gunadi, pada dasarnya seluruh produsen kendaraan bermotor di dalam negeri telah mampu memproduksi motor listrik.
Namun, selain pengolahan limbah baterai lithium yang digunakan pada motor listrik, terdapat beberapa regulasi yang dibutuhkan dalam produksinya.
Menurutnya, perlu ada standarisasi yang jelas soal sepeda motor listrik, terutama yang menyangkut keselamatan.
"Misalnya motor listrik harus berbunyi. Karena pengalaman di Tiongkok itu sering terjadi kecelakaan karena motornya tidak ada suaranya," ungkap Gunadi.
Gunadi menambahkan, anggota AISI hingga saat ini masih terus mengkaji dan mengembangkan teknologi motor listrik, sambil menunggu standarisasi yanh dibuat pemerintah.
"Sambil standarnya dipersiapkan, perkembangannya sendiri pun terus berjalan. Kita yang sudah pernah memproduksi sepeda motor pakai bahan bakar fosil tentu tahu keunggulannya di mana. Nah, keunggulan ini jangan sampai di motor listrik tidak ada," ungkap Gunadi.
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016