• Beranda
  • Berita
  • Bentrokan meletus saat warga Palestina peringati Nakba

Bentrokan meletus saat warga Palestina peringati Nakba

16 Mei 2017 11:02 WIB
Bentrokan meletus saat warga Palestina peringati Nakba
Seorang pengunjuk rasa Palestina melemparkan batu ke arah pasukan Israel saat bentrok dalam sebuah protes peringatan 69 tahun Nakba di kota Bethlehem, Tepi Barat, Senin (15/5/2017). (REUTERS/Ammar Awad)
Ramallah, Wilayah Palestina (ANTARA News) - Warga Palestina yang berpawai untuk mengenang mereka yang mengungsi saat Israel berdiri pada 1948 bentrok dengan pasukan Israel di daerah pendudukan Tepi Barat pada Senin (15/5), menyebabkan beberapa orang terluka.

Pawai tahunan itu digelar 15 Mei untuk memperingati peristiwa yang disebut warga Palestina "Nakba" atau malapetaka dalam bahasa Arab.

Di sebuah pos pemeriksaan di pinggiran Ramallah, puluhan pemuda Palestina melemparkan batu ke arah tentara Israel, yang membalas dengan menembakkan peluru karet dan semprotan bau busuk pengendali kerusuhan yang disebut sigung.

Seorang petugas darurat Palestina mengatakan 11 warga Palestina dibawa ke rumah sakit, sebagian besar terluka akibat tembakan peluru karet.

Sebelumnya, ribuan orang yang membawa bendera Palestina berpawai di Ramallah, banyak dari mereka membawa kunci besar yang melambangkan klaim mereka atas rumah-rumah yang hilang dari tangan mereka pada 1948.

"Saya datang setiap tahun untuk memperingati hari jadi peristiwa ini, malapetaka ini," kata Salha Orabi, seorang keturunan pengungsi dan sekarang tinggal di kamp pengungsi Jelazoun di dekatnya.

"Bagi kami Nakba melambangkan kehancuran," tambah dia.

"Adalah kami yang harus meninggalkan rumah dan tanah kami," katanya sebagaimana dikutip kantor berita AFP.

Saat Nakba 1948, yang diperingati warga Palestina setiap tanggal 15 Mei, lebih dari 760.000 warga Palestina mengungsi atau diusir dari rumah mereka dalam perang yang disusul dengan deklarasi kemerdekaan Israel.

Bagi warga Palestina, hak untuk kembali ke rumah-rumah yang mereka tinggalkan atau yang harus mereka tinggalkan karena dipaksa, adalah prasyarat bagi perundingan damai apapun dengan Israel, namun permintaan tersebut ditolak oleh negara Yahudi. (mr)


Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017