Mendikbud: PPK perkuat Madrasah Diniyah

1 Juli 2017 16:15 WIB
Mendikbud: PPK perkuat Madrasah Diniyah
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy. (ANTARA /Puspa Perwitasari)
Malang (ANTARA News) - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Prof Dr Muhadjir Effendy menyatakan program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) justru akan memperkuat Madrasah Diniyah, para santri serta organisasi masyarakat (ormas).

"Program ini justru akan memperkuat Madrasah Diniyah karena PPK menitikberatkan pada lima nilai karakter utama, yakni religius, nasionalis, gotong royong, mandiri, dan integritas. Dengan demikian, Madrasah Diniyah dapat diintegrasikan dengan pembentukan karakter religius siswa," kata Mendikbud dalam rilis yang diterima Antara di Malang, Jawa Timur, Sabtu.

Oleh karena itu, katanya, Madrasah Diniyah justru akan tumbuh an berkembang karena dapat dijadikan sebagai salah satu sumber belajar yang dapat bersinergi dengan sekolah dalam menguatkan nilai karater religius bagi siswa.

Mendikbud mengatakan hal itu dalam diskusi saat menanggapi penilaian pengurus Ponpes Sidogiri Pasuruan yang digelar di Ponpes tersebut, Jumat (30/6). Dalam diskusi itu pengurus ponpes menyampaikan program PPK kurang baik dan dikhawatirkan dapat mematikan Madrasah Diniyah karena sekolah-sekolah akan menyelenggarakan Madrasah Diniyah sendiri dengan cara mendatangkan guru atau ustadz dari luar.

Setelah mendengarkan penjelasan dari pihak ponpes jika sekolah menggelar Madrasah Diniyah sendiri dengan mencari ustadz sendiri, Mendikbud kaget. "Kalau sampai sekolah menyelenggarakan Madrasah Diniyah sendiri itu kurang tepat, itu salah. Sejak awal kami larang sekolah menyelenggarakan madrasah sendiri. Sekolah harus bekerja sama dengan Madrasah Diniyah yang ada di sekitarnya," ujarnya.

Bentuk kerja sama antara Kemendikbud dengan Kemenag tersebut sedang digodok oleh tim dari kedua kementerian. "Sebenarnya program wajib Madrasah Diniyah di Kabupaten Pasuruan ini menjadi salah satu referensi penerapan PPK, namun kalau ada keluhan seperti ini, saya terima kasih atas informasinya," ujarnya.

Pada kesempatan itu, Mendikbud meminta bantuan pengurus Ponpes Sidogiri berkenan menfasilitasi pertemuan dirinya dengan masyarakat luas untuk tabayun dan berdialog terkait pentingnya pelaksanaan program PPK. Selain itu, Mendikbud juga menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada para pengasuh Ponpes Sidogiri yang terbuka, kritis dan langsung tabayun terhadap hal-hal penting menyangkut masa depan pendidikan nasional.

"Inilah barokah dari silaturahmi, karena itu jangan sampai putus silaturahmi," kata Muhadjir.

Di sela diskusi dan dialog di Ponpes Sidogiri tersebut, Mendikbud juga menerima aspirasi sekaligus petisi terkait program kebijakan "Full Day School" yang disampaikan Ketua Alumni Ponpes Sidogiri KH Ahmadnamun yang telah ditandatangani sekitar 3.000 orang dari kalangan Madrasah Diniyah, santri, serta organisasi masyarakat (ormas).

Di pesantren yang usianya hampir tiga abad ini, Mendikbud diterima pimpinan pondok pesantren Sidogiri KH Nawawi Abdul Jalil, jajaran pengurus Ponpes, para ustadz dan pengurus alumni. Turut mendampingi Mendikbud, Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat Ari Santoso, serta Kepala Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Provinsi Jawa Timur Bambang Agus Susetyo.

Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017