"Jasa Marga, Badan Pengelola Jalan Tol (BPJT) dan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) sepakat pembatasan waktu operasional truk angkutan logistik menjadi strategi prioritas yang bisa diimplementasikan dalam waktu dekat," kata Humas Jasa Marga Jakarta-Cikampek Dwimawan Heru Santoso di Bekasi, Kamis.
Menurut dia, opsi tersebut dinilai sebagai yang paling memungkinkan dari beberapa alternatif solusi seperti pembatasan kendaraan pribadi berdasarkan plat kendaraan ganjil-genap, pemberian prioritas angkutan umum di jalan tol dengan "HOV Lane" hingga rekayasa lalin lawan arah atau contra flow.
Pihaknya hingga kini terus mengintensifkan koordinasi dengan BPJT maupun BPTJ serta kepolisian untuk mendistribusikan beban lalu lintas dengan mekanisme yang optimal.
Dikatakan Dwimawan, anak perusahaan PT Jasa Marga yakni PT Jalanlayang Jakarta Cikampek (JJC) telah membangun posko monitoring kepadatan lalu lintas Tol Jakarta-Cikampek yang berlokasi di Simpang Susun Cikunir, Kota Bekasi, Jawa Barat.
"Posko dapat memonitor kondisi jalan tol secara terus menerus dan menjadi Sentral Komunikasi dalam upaya penanganan kepadatan," ujarnya.
Hal ini juga didukung oleh konsultan manajemen konstruksi yang menyelaraskan seluruh kegiatan proyek Jalan Tol Jakarta-Cikampek agar dapat meminimalkan dampak kepadatan.
Dengan adanya rencana pembatasan kendaraan logistik ini, diharapkan akan terjadi pengalihan angkutan logistik kepada kapal laut dengan mengoptimalkan waktu operasi pelabuhan 24 jam.
"Atau bisa juga dengan pemanfaatan kereta api melalui Cikarang Dryport sehingga tidak berpindah ke jalan nasional," katanya.
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017