Kepala Stasiun Klimatologi Lombok Barat Oral Sem Wilar, di Mataram, Kamis, mengatakan cuaca ekstrem masih berpeluang terjadi, mengingat NTB secara umum sudah memasuki musim penghujan sejak Desember 2017 dan puncaknya pada Januari-Februari dan masih berlanjut hingga Maret 2018.
"Dengan kejadian banjir dan longsor di Jakarta-Bogor, saya mewanti-wanti masyarakat NTB untuk waspada terhadap potensi cuaca ekstrem yang masih berpeluang terjadi hingga Maret," katanya.
BMKG memperkirakan cuaca ekstrem berpotensi terjadi di wilayah NTB, karena suhu muka laut masih menghangat yang mengakibatkan terjadinya penguapan sehingga terjadi pertumbuhan awan hujan.
Prakirawan Stasiun Klimatologi Lombok Barat Restu Patria Megantara, mengatakan potensi terjadinya hujan lebat pada pertengahan Februari relatif rendah. Namun cuaca ekstrem akan kembali berpeluang terjadi secara tidak merata ketika memasuki akhir Februari hingga awal Maret 2018.
Kondisi tersebut berpeluang terjadi terutama di wilayah-wilayah pegunungan di NTB, seperti di Kabupaten Lombok Utara, Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur, dan wilayah pegunungan di Pulau Sumbawa, yang sering mengalami banjir.
"Itu disebabkan karena adanya pembentukan awan hujan di perairan laut yang kemudian terbawa angin ke wilayah pegunungan. Awan tersebut tidak bisa kemana-mana karena terhalang gunung sehingga terjadi hujan," ujarnya.
Menurut dia, tingkat curah hujan di NTB, memasuki akhir Februari dan awal Maret 2018 diperkirakan masih tinggi, namun tidak masuk kategori ekstrem di atas 500 milimeter.
Puncak musim hujan di NTB, sudah terjadi pada Januari 2018, dengan tingkat curah hujan mencapai 750 milimeter per bulan atau sudah tergolong sangat ekstrem. Kondisi tersebut yang menyebabkan terjadinya banjir di beberapa kabupaten/kota di NTB.
Restu mengimbau para pihak terkait untuk mewaspadai adanya potensi cuaca ekstrem hingga akhir Maret 2018, seperti hujan lebat disertai angin kencang. Pasalnya, kondisi tersebut bisa mengancam keselamatan jiwa.
"Waspada dan berhati-hati terhadap dampak yang dapat ditimbulkan, seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan angin kencang, pohon tumbang dan jalan licin," katanya.
Pewarta: Awaludin
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018