Narapidana Lapas Cirebon ricuh saat dirazia

21 Maret 2018 15:14 WIB
Narapidana Lapas Cirebon ricuh saat dirazia
Personel polisi berjaga di pintu gerbang setelah terjadi kerusuhan di Lembaga Pemasyarakatan kelas 1 Kesambi, Cirebon, Jawa Barat, Rabu (21/3/2018). Kerusuhan yang terjadi disebabkan adanya razia telepon seluler yang dilakukan petugas lapas hingga memicu para napi membuat kerusuhan. (ANTARA FOTO/Risky Tambunan)
Cirebon, Jawa Barat (ANTARA News) - Kepala Kepolisian Resor Cirebon AKBP Adi Vivid AB mengatakan para penghuni Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Klas 1 sempat ricuh, menentang razia alat komunikasi yang dilakukan petugas sekitar pukul 11.30 WIB pada Rabu.

"Informasi sementara lepas melakukan razia rutin dan sudah sesuai SOP, namun mereka tidak terima dan melawan," kata Adi di Cirebon, Rabu

Para penghuni Lapas melempari petugas menggunakan batu saat razia. Polisi, dengan bantuan TNI, kemudian turun ke lokasi untuk mengamankan situasi.

"Dari TNI Brimob sudah turun dan apabila situasi tidak aman maka kita akan masuk," tuturnya.

Sampai saat ini, kata Adi, belum ada laporan korban dan kerusakan berarti di dalam Lapas Kesambi akibat kerusuhan itu. "Sementara tidak ada dan kerusakan juga tidak ada," katanya.

Sampai tengah hari, anggota Kepolisian, TNI serta aparat keamanan lainnya masih berjaga di luar Lapas. Adi mengatakan polisi akan siaga 1x24 jam di sekitar Lembaga Pemasyarakatan Cirebon setelah kerusuhan.

"Kami akan siaga di sini 1x24 jam untuk memastikan bahwa tidak ada imbas akibat sedikit keribuatan yang terjadi di dalam," katanya.

Razia

Adi menjelaskan para narapidana menentang razia alat komunikasi setiap hari.

"Mereka itu aspirasinya meminta razia tidak rutin setiap hari, tapi mungkin sebulan empat atau lima. Mereka sebenarnya setuju ada razia tapi keberatan kalau harus setiap hari di razia," katanya.

Adi menambahkan saat ini situasi di dalam Lapas sudah kondusif, para narapidana sudah masuk ke ruangan masing-masing. "Dipastikan tidak ada korban jiwa, hanya saja ada kerusakan sedikit," kata Adi.
 

Pewarta: Khaerul Izan
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018