"Saya berharap agar kepala daerah bisa lebih memperhatikan guru madrasah," katanya di Bogor, Sabtu.
Ia mengatakan salah satu tujuan dari PGM Indonesia atau sebagai organisasi profesi guru adalah mewadahi dan meningkatkan profesionalisme kompetensi dan kesejahteraan guru madrasah.
Neni berharap agar kepala daerah turut mendukung dan berpihak pada kebijakan untuk guru madrasah terkait bantuan ataupun kesejahteraan. Karena dengan terpenuhinya kebutuhan tersebut akan sangat mendukung tujuan dan tercapainya pendidikan yang diharapkan.
Selama ini masih ada kesenjangan yang dirasakan guru madrasah honorer dan non honorer, sertifikasi dan non sertifikasi, infassing dan tidak infassing dan lainnya.
Selain itu antara daerah satu dengan lainnya dalam pemberian gaji atau honor untuk guru madrasah masih ada perbedaan yang mencolok. Misalnya gaji guru Madrasah di DKI Jakarta akan berbeda dengan di Bekasi, Tasikmalaya dan lainnya.
"Kami akan terus memperjuangkan agar bisa mendapatkan kesetaraan," ujarnya.
Untuk itu, pihaknya terus berupaya untuk memperjuangkan guru madrasah yang profesional dan berkompeten. Yang menjadi fokus utama adalah peningkatan kualitas SDM guru Madrasah agar bisa mengikuti perkembangan zaman.
Diantaranya melalui pelatihan, seminar, workshop dengan cara menggandeng beberapa pihak terkait seperti Kementerian UKM dan sebagainya. Kemampuan menguasai ilmu mengajar bagi guru madrasah menjadi hal utama.
Namun dengan kemajuan era teknologi seperti saat ini kemampuan pendukung seperti pemanfaatan teknologi dan informatika dalam proses belajar mengajar sudah menjadi kebutuhan agar tercapainya tujuan pendidikan.
Berdasarkan status sertifikasi 2016 tercatat Guru Madrasah (dari RA atau setingkat TK dan MA atau setingkat SMA-red) sebanyak 813.590 orang. Dengan perincian, guru RA sebanyak 112.386 orang, MI 271.259 orang, MTs 287.651 orang dan MA 813.590 orang.
Pewarta: Feru Lantara
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018