"Status Indonesia sebagai Anggota DK PBB bisa menjadi momentum pengokohan kiprah Indonesia dalam mewujudkan perdamaian dunia," kata Jazuli di Jakarta, Senin.
Dia menyampaikan selamat dan bangga atas pencapaian diplomasi Indonesia hingga menjadi anggota tidak tetap DK PBB yang disebutnya membanggakan.
Menurut dia, Indonesia memiliki mandat konstitusional yang kuat untuk turut serta mewujudkan perdamaian dunia berdasarkan kemerdekaan abadi dan keadilan sosial.
"Dengan status keanggotaan DK PBB ini mandat itu akan semakin kuat dilaksanakan di pentas global," kata dia.
Anggota Komisi I DPR itu menilai Indonesia dapat memberikan sumbangan nyata engan turut menyusun dan memutuskan rancangan resolusi perdamaian dan keamanan global, khususnya di negara-negara yang masih terjajah dan dirundung konflik atau perang.
Dia berharap para diplomat Indonesia mampu memainkan peran strategis ini untuk membela negara-negara dan masyarakat dunia yang masih terjajah dan tertindas seperti di Palestina dan negara-negara konflik di Timur Tengah dan Afrika.
Sedangkan Sekretaris Fraksi PKS di DPR Sukamta menilai prestasi Indonesia bisa dimanfaatkan lebih optimal dalam diplomasi Indonesia untuk memperjuangkan hak-hak berbagai bangsa yang masih mengalami penindasan seperti Palestina dan etnis Rohingya.
"Saya ucapkan selamat untuk Bu Menlu (Retno Marsudi) dan seluruh delegasi. Di tengah anggaran Kemlu yang terbatas, terpilihnya Indonesia menunjukkan kemampuan delegasi Indonesia dalam melobi dan wujud kepercayaan berbagai negara atas peran diplomasi Indonesia selama ini, terutama dalam isu Rohingya dan Palestina yang terlihat cukup menonjol," kata Sukamta.
Menurut dia, Indonesia dapat bersuara lebih lantang dalam menyikapi persoalan internasional dan masyarakat pasti mengharapkan Indonesia berperan lebih kuat dalam mewujudkan perdamaian.
Indonesia terpilih untuk keempat kali sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB dalam pemungutan suara yang digelar di Majelis Umum PBB di New York, Jumat 8 Juni.
Indonesia menjadi anggota tidak tetap DK PBB untuk Periode 2019-2020 setelah memperoleh suara 144 dari 190 negara anggota MU PBB, sementara Maladewa yang menjadi pesaing Indonesia hanya memperoleh 46 suara.
Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2018