Hal ini dikarenakan MediaTek mengincar pasar smartphone menengah Indonesia, namun dengan menghadirkan fitur premium di dalamnya.
"Untuk tahun ini kami fokus pada seri P karena ada tren smartphone mulai menggantikan pasar, bahkan termasuk di negara berkembang. Misalnya Indonesia sudah lebih dari 70 persen mobile phone adalah smartphone," ujar Wang, usai peluncuran Luna X Prime, di Jakarta, Rabu.
"Hal ini berarti ketika penetrasi smartphone di atas 50 persen pasar sudah berganti, sehingga konsumen memerlukan ponsel lebih baik untuk dibandingkan dengan ponsel yang mereka beli 2-3 tahun lalu," sambung dia.
Ini sesuai dengan kemampuan yang ditawarkan Helio P60 yang menghadirkan fitur kecerdasan buatan (AI) ke segmen mainstream. Helio P60 memiliki unit pemrosesan multi-core AI dan teknologi NeuroPilot AI untuk mendukung fitur seperti pengenalan wajah.
"Kami ingin membuat fitur yang dulu hanya ada di ponsel high-end, kini hadir dengan harga lebih terjangkau," kata Wang.
Saat ini, Wang mengatakan, MediaTek telah mengantongi 25 persen pangsa pasar smartphone secara global.
Lebih lanjut, Wang mengatakan bahwa distribusi ragam chipset MediaTek berbeda berdasarkan pasar. Untuk pasar China misalnya, Helio seri P menjadi paling banyak digunakan, sementara di pasar lain seperti Afrika misalnya, masih didominasi oleh chipset entry-level.
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018