Keterangan pers Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan yang diterima di Jakarta, Selasa, menyebutkan jumlah dana diserap memenuhi target indikatif sebesar Rp4 triliun.
Jumlah yang dimenangkan untuk seri SPNS08022019 mencapai Rp0,85 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 6,23713 persen, dan imbalan secara diskonto.
Penawaran masuk untuk seri SBSN yang jatuh tempo pada 8 Februari 2019 sebesar Rp3,61 triliun dengan imbal hasil terendah yang masuk 6,125 persen dan tertinggi 6,75 persen.
Jumlah yang dimenangkan untuk seri SPNS08052019 mencapai Rp1,2 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 6,46875 persen dan imbalan secara diskonto.
Penawaran masuk untuk seri SBSN yang jatuh tempo pada 8 Mei 2019 sebesar Rp2,76 triliun dengan imbal hasil terendah yang masuk 6,4375 persen dan tertinggi 7 persen.
Jumlah dimenangkan untuk seri PBS016 sebesar Rp1,46 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 7,51984 persen dan tingkat imbalan 6,25 persen.
Penawaran masuk untuk seri SBSN yang jatuh tempo pada 15 Maret 2020 ini mencapai Rp2,16 triliun dengan imbal hasil terendah masuk 7,40625 persen dan tertinggi 8,125 persen.
Untuk seri PBS002, jumlah dimenangkan mencapai Rp0,9 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 7,66 persen dan tingkat imbalan 5,45 persen.
Penawaran masuk untuk seri SBSN yang jatuh tempo pada 15 Januari 2022 ini mencapai Rp0,93 triliun, dengan imbal hasil terendah masuk 7,625 persen dan tertinggi 7,8125 persen.
Untuk seri PBS012, jumlah dimenangkan mencapai Rp0,42 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 8,53958 persen dan tingkat imbalan 8,875 persen.
Penawaran masuk untuk seri SBSN yang jatuh tempo pada 15 November 2031 ini mencapai Rp0,92 triliun dengan imbal hasil terendah masuk 8,40625 persen dan tertinggi 8,90625 persen.
Untuk seri PBS015, jumlah dimenangkan mencapai Rp0,34 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 8,76295 persen dan tingkat imbalan 8,00 persen.
Penawaran masuk untuk seri SBSN yang jatuh tempo pada 15 Juli 2047 ini mencapai Rp0,492 triliun dengan imbal hasil terendah masuk 8,65625 persen dan tertinggi 8,96875 persen.
Baca juga: Kemenkeu: Sukuk hijau perkuat Indonesia di Syariah
Baca juga: Pemeliharaan jalan nasional gunakan Sukuk Rp8,35 triliun
Pewarta: Satyagraha
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2018