HSL 2018 jaring bibit atlet eSports Indonesia

6 September 2018 16:22 WIB
HSL 2018 jaring bibit atlet eSports Indonesia
ESPORTS - PERMAINAN ARENA OF VALOR Tim Indonesia bertanding pada eSports cabang permainan Arena of Valor (AOV) Asian Games 2018 di Britama Arena, Jakarta, Minggu (26/8). eSport menjadi cabang olahraga eksibisi Asian Games 2018. ANTARA FOTO/INASGOC/Fulli Syafi/pras/18 (INASGOC/Fulli Syafi)

...masalah fisik dan otak menjadi nomor satu untuk pengembangan eSports di Indonesia

Jakarta (ANTARA News) - Liga eSports SMA pertama di Indonesia, High School League 2018, resmi diluncurkan di Jakarta, Kamis, untuk menjaring bibit berbakat atlet cabang olahraga elektronik tersebut dari sekolah-sekolah di Indonesia.

Sekretaris Jenderal HSL 2018 Diana Chong dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis, mengungkapkan bahwa dunia pendidikan adalah mitra yang tepat bagi dunia eSports untuk mencari bibit-bibit muda berbakat, "karena itu penting bagi kita untuk mengadakan ajang ini."

Jargon eSports merupakan suatu istilah untuk kompetisi permainan video, umumnya antara para pemain profesional.

HSL 2018  akan mempertandingkan dua permainan yaitu DOTA 2 dan Mobile Legend.

Babak kualifikasi liga eSports untuk para pelajar SMA di seluruh Indonesia itu akan digelar pada bulan Oktober sedangkan babak final akan digelar pada bulan Desember.

Pendaftaran High School League akan dibuka online mulai 6 September hingga 12 Oktober melalui situs HSL www.ihsl.id.

Babak kualifikasi Liga eSports untuk para pelajar SMA di seluruh Indonesia itu akan digelar di 10 iCafe yang bersertifikasi GeForce yang berada di delapan kota di Indonesia, Jakarta, Bogor, Bandung, Solo, Surabaya, Malang, Medan dan Makassar.

Tim yang lolos babak kualifikasi akan beradu untuk memperebutkan total hadiah sebesar Rp1,2 miliar dalam bentuk beasiswa, penyediaan kurikulum eSports, biaya subsidi untuk guru pembimbing kegiatna ekstrakurikuler eSports, dan dukungan perelngakapan eSports sekolah.

Project Creator HSL 2018 Gisma Priayuda mengungkapkan bahwa tidak sembarangan siswa bisa mengikuti kompetisi tersebut karena ada persyaratan akademik tertentu yang harus dipenuhi oleh para peserta.

"Visi misi kita adalah mencari bibit pemain eSport yang memiliki nilai akademik yang baik agar ke depan masalah fisik dan otak menjadi nomor satu untuk pengembangan eSports di Indonesia," kata Gisma.

Setiap tim terdiri dari maksimal 10 pemain, yang disertai pendamping dari sekolah. Setiap peserta yang mendaftar pun harus mengantongi izin akademis dari sekolah yang bersangkutan untuk bisa mengikuti kompetisi tersebut.

Selain untuk menjaring bibit atlet eSport, kompetisi tersebut diharapkan bisa memberikan kesempatan untuk sekolah-sekolah di Indonesia agar membuka ruang didiknya untuk kegiatan eSports sebagai salah satu mata pelajaran ekstrakurikuler nantinya.

Baca juga: Tertarik jadi atlet eSports? Ini tipsnya

Baca juga: Mobile Legends ingin terlibat di kurikulum eSport



 

Pewarta: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2018