"Ada lima produk unggulan kita yang dipilih, yaitu kopi, crackers, kerupuk udang, mi instan, dan sarang burung wallet," sebut Menperin dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Minggu.
Sasaran ini bakal dicapai melalui keikutsertaan pada 11/11 Global Shopping Festival, ajang pesta diskon besar-besaran di China yang diselenggarakan setiap 11 November dan sebelumnya dikenal sebagai Single's Day (Hari Jomblo).
Menperin menjelaskan bahwa kelima komoditas tersebut diikutkan dalam penjualan daring di platform e-dagang milik Alibaba Group. Selain memiliki kualitas bagus, produk-produk tersebut dinilai diminati banyak oleh konsumen Negeri Tirai Bambu.
"Alasannya dipilih karena produk tersedia dalam jumlah yang besar, kemudian siap untuk launch di China, serta delivery dan logistiknya sudah siap. Jumlah ordernya kita tidak bataskan, jadi kita siapkan produk-produk tersebut untuk menerima unlimited order," papar Airlangga.
Menurut Menperin, ajang 11/11 menjadi momen penting dan kesempatan baik bagi Indonesia untuk menunjukkan daya saing produk indutri manufaktur nasional yang telah mampu kompetitif di kancah global. Partisipasi ini dinilai pula mampu memperluas pasar ekspor produk nasional.
"Ketika dibahas dengan Alibaba, mereka melihat lima produk kita tersebut yang siap. Ini yang menjadi target pasarnya di China. Alibaba akan mempromosikan produk ini sejak awal bulan November, termasuk nanti ada pidato atau presentasi dari Presiden Jokowi terkait produk tersebut," jelasnya.
Gelaran 11/11 yang digawangi perusahaan e-commerce raksasa China Alibaba Group ini menjadi salah satu perhelatan belanja paling dinanti di Negeri Tirai Bambu dengan lebih dari 10 juta unit produk yang ditawarkan.
Pada 2017, Alibaba menembus rekor penjualan pada Hari Jomblo itu dengan meraup transaksi fantastis, yaitu sebesar 25 miliar dolar AS atau lebih dari Rp300 triliun dalam tempo 24 jam saja.
"Setelah double eleventh, Indonesia akan dapat special pavilion, dan akan dibuat untuk lebih dari lima produk. Semua transaksi dilakukan secara online, tetapi barang dikirim secara offline. Oleh karena itu, barang harus ready di sana sehingga memudahkan untuk logistiknya," jelas Airlangga.
Dalam penyelenggaraan acara tersebut, pemerintah akan melibatkan Kadin Indonesia guna membuka peluang kerja sama dan transfer teknologi.
"Mereka akan diundang untuk melihat perusahaan China yang banyak diminati publik di sana, melihat produksinya dan sistem warehouse. Karena saat ini mulai terintegrasi dari produksi, warehouse sampai ke konsumen," imbuhnya.
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2018