"Ini inisiatif kami untuk memeriahkan TdS, semoga para pebalap merasa senang dan terhibur," kata salah seorang guru yang memimpin siswa SD tersebut, Rosmanida ketika peserta TdS etape IV melintasi Pasar Sungai Limau, Rabu.
Ia menambahkan pada pelaksanaan TdS 2017 siswa juga menyaksikan ajang balap sepeda internasional itu dari pekarangan sekolah, namun tidak terkontrol seperti sekarang.
"Oleh karena itu kami wadahi mereka dan dilengkapi dengan bendera kecil yang terbuat dari kertas," ujarnya.
Biaya untuk pembuatan bendera tidak mahal, namun dengan siswa-siswi memiliki perlengkapan ini akan mudah mengawasinya.
Apabila tidak diawasi maka bisa mengganggu pelaksanaan TdS yang dilaksanakan setiap tahun tersebut, tambahnya.
Siswa baru membubarkan diri dan pulang setelah semua pebalap selesai melintasi daerah tersebut.
Salah seorang siswa, Rahman mengatakan ia dan teman-temannya menyaksikan lomba balap sepeda dalam ajang TdS ini tahun lalu, namun hanya dari lingkungan sekolah.
"Asyik, pebalap membawa sepedanya dengan cepat," lanjut dia yang mengaku senang difasilitasi guru untuk menyaksikan ajang balapan tahun ini.
Jika TdS masih diselenggarakan tahun depan ia dan teman-temannya masih ingin melihatnya dengan menyiapkan penyambutan yang lebih meriah lagi.
Selain siswa, warga dan pedagang di kawasan Pasar Sungai Limau juga ikut menyaksikan dan menyoraki peserta TdS untuk memberikan semangat kepada pebalap.
Sebelumnya 92 pebalap ambil bagian pada etape IV yang mengambil rute Kota Padang-Kabupaten Agam dengan total panjang lintasan 144 kilometer.
Bendera start dikibarkan pada pukul 10.00 WIB di Pantai Cimpago, Kota Padang dan sampai di Pasar Sungai Limau sekitar pukul 11.37 WIB.
Baca juga: Peserta TdS terima hadiah batik tanah liek
Baca juga: Menyapa Lex Nederlof, pebalap tertua di Tour de Singkarak 2018
Baca juga: Kelok 44 akan menantang pebalap di Etape IV Tour de Singkarak 2018
(KR-MKO/H014)
Pewarta: Miko Elfisha
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018