Pada Rabu, sekitar 100 warga masih bertahan di Gedung Inkanas, Kecamatan Baleendah, meski genangan air akibat banjir sudah surut. Mereka kebanyakan berasal dari daerah Cigosol dan Ciputat, Kecamatan Baleendah.
"Pulang kalau beberapa hari enggak hujan saja, buat bersih-bersih. Tapi kalau hujan yah balik lagi ke sini," kata Euis Rohmah, salah satu warga yang mengungsi di Gedung Inkanas.
Euis datang ke Gedung Inkanas enam hari lalu bersama lima orang anggota keluarganya. Mereka biasa mengungsi ke Gedung Inkanas saat musim hujan tiba dan banjir melanda daerah permukiman mereka.
Meski begitu, anak-anak Euis tetap sekolah, apalagi kegiatan belajar mengajar dipindahkan ke Gedung Kwarcab yang berada dekat dengan lokasi pengungsian saat hujan deras membuat kompleks sekolah tergenang.
"Kan sama, sekolahnya kerendem (banjir), dipindahin ke gedung Pramuka (Kwarcab). Jadi dekat, anak-anak tetap bisa sekolah," kata Euis.
Sementara Deni Supandi menuturkan ia hanya membawa barang-barang berharga serta keperluan sekolah anak-anaknya saat mengungsi. Barang-barang lain ia tinggalkan di rumah.
Dia tetap menjalankan aktivitas kesehariannya selama tinggal di pengungsian.
"Di sini juga saya jualan. Kan di rumah ngewarung, saya ambil kebutuhan pokoknya kalau di pengungsian belum ada bantuan," kata dia.
Deni pun tetap memilih tinggal di pengungsian meski banjir sudah surut karena lumpur masih memenuhi rumahnya.
"Misal sekarang dibersihin lumpurnya, hujan lagi nanti lumpur lagi, capek kang," katanya.
Banjir pada Rabu sudah berangsur surut di Andir, Cigosol, Ciputat, Parunghalang, dan Pasawahan, namun masih menyisakan lumpur tebal yang mengganggu aktivitas warga.
Baca juga:
Warga mulai mengungsi akibat banjir di Kabupaten Bandung
Jawa Barat siaga hadapi bencana
Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018