Peluncuran buku karya kolaboratif penyair dari Indonesia dan Malaysia yang diberi judul "Kemilau Satu Langit" ini diselenggarakan oleh Badan Bahasa dan Sastera Sabah (Bahasa) dan Komunitas Puisi Esai Indonesia.
Acara dihadiri oleh sejumlah penulis dan penyair dari Indonesia dan Malaysia, mahasiswa serta pengamat seni dan budaya.
Dalam sambutannya, Datuk Yusof Yacub menyampaikan apresiasi dan menyambut baik penerbitan buku hasil karya penulis dari dua bangsa serumpun Indonesia dan Malaysia.
Datuk Yusof juga menyampaikan harapan agar para penulis, para penggiat budaya dan sastera nusantara untuk lebih kreatif dan mampu menelurkan lebih banyak karya sejenis di masa yang akan datang.
Sementara Konsul Jenderal RI Kota Kinabalu, Krishna Djelani, dalam sambutannya menyampaikan bahwa peluncuran buku hasil karya para penulis Indonesia dan Malaysia ini merupakan upaya yang sangat baik dan penting, sekaligus diharapkan dapat lebih mempererat kerja sama di berbagai bidang di antara kedua bangsa serumpun.
Sebelumnya, Datuk Jasni Matlani, Presiden Badan bahasa dan Satera Sabah dalam sambutan pengantarnya menyatakan bahwa kegiatan peluncuran buku tersebut sejatinya bukan hanya tentang puisi dan buku tetapi juga tentang ukhuwah.
"Budaya dan sastra dapat menjadi alat pemersatu bangsa seperti satu keluarga," tandas Datuk Jasni.
Senada dengan Datuk Jasni, Pengurus Komunitas Puisi Esai Indonesia, Fatin Hamama R. Syam, penyair jebolan Universitas Al Azhar Kairo Mesir menyatakan bahwa peluncuran buku hasil kerja sama penulis dua bangsa ini diharapkan menjadi "titian muhibah" untuk lebih mendekatkan bangsa Indonesia-Malaysia.
Peluncuran buku dan sayembara menulis puisi esai tingkat ASEAN ini juga diisi dengan persembahan budaya dan deklamasi pusi oleh para penyair.
Pada kesempatan tersebut, Datuk Arifin Arif, Anggota Dewan Undangan Negeri (ADUN) Daerah Membakut Sabah, berkesempatan membacakan goresan puisinya yang bercerita mengenai kepiluan tragedi bencana gempa dan tsunami Palu.
Baca juga: Puisi esai; tonggak baru sastra Indonesia
Baca juga: Sastrawan Malaysia sebut puisi esai "sastra diplomasi" diapresiasi
Pewarta: Agus Setiawan
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2018