Menurut TGB di Jakarta, Kamis, Presiden Jokowi merupakan presiden yang paling sering berkunjung ke pesantren dibanding presiden lainnya. Presiden Jokowi juga terus mendukung pemberdayaan ekonomi di pesantren-pesantren.
Selain itu, kebijakan makro Presiden Jokowi yang ingin mengangkat rakyat kecil lebih sejahtera dengan menggelontorkan dana desa triliunan rupiah juga menunjukan keberpihakan kepada umat.
Sasaran peningkatan kesejahteraan secara umum juga dirasakan umat Islam yang saat ini juga merupakan mayoritas dalam hal kemiskinan.
"Artinya keinginan untuk membalik piramida kemiskinan, di desa-desa, tanpa harus menyatakan saya mendukung Islam, ia telah melaksanakan kebijakan yang Islami. Jokowi menurut saya sangat Islami," katanya.
Sementara dari sisi pribadi, menurut dia, Jokowi juga seorang muslim yang taat, yang terlahir sebagai orang muslim dan dilahirkan dari orang tua muslim. Jokowi juga memiliki guru-guru dalam menambah ilmu agama.
Namun sayangnya, menurut dia, ada persepsi yang salah terhadap Presiden Jokowi yang sengaja disebarkan ke kalangan masyarakat.
Ia mencontohkan, ketika Habib Rizieq terkena kasus hukum, Jokowi disalahkan dengan kriminalisasi ulama. Padahal dalam era pemerintahan sebelumnya Habib Rizieq juga tersangkut masalah hukum, namun tidak pernah dinyatakan kriminalisasi ulama. Begitu pula dengan informasi sesat yang menyatakan Jokowi non-muslim. Padahal faktanya tidak demikian.
Sementara itu, dalam kesempatan tersebut, TGB juga meminta untuk menyudahi penyebaran hoaks dalam pemilihan presiden. Hoaks mengakibatkan semakin renggangnya rasa persaudaraan, memecah masyarakat yang dapat membahayakan persatuan dan kesatuan bangsa.
Pewarta: M Arief Iskandar
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019