Kaum milenial diminta perangi hoaks

14 Maret 2019 19:25 WIB
Kaum milenial diminta perangi hoaks
Octa Wiguna (Lead Line Today Indonesia) dan Dedy Permadi (Kominfo) dalam talkshow edukasi "Pemuda Peduli Pemilu", Kamis (12/3) di FX Sudirman, Jakarta. (Foto Citra MH)

Terdapat banyak isu yang mencemaskan bagi para kaum milenial atau generasi yang berumur 17 hingga 30 tahun, salah satunya adalah hoaks dan miss-informasi

Tenaga Ahli Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Bidang Kebijakan Digital, Dedy Permadi meminta kepada kalangan milenial untuk tidak takut memerangi berita hoaks yang semakin banyak menjelang Pemilu.

"Terdapat banyak isu yang mencemaskan bagi para kaum milenial atau generasi yang berumur 17 hingga 30 tahun, salah satunya adalah hoaks dan miss-informasi," kata Dedy dalam sesi talkshow edukasi "Pemuda Peduli Pemilu" bersama Line Today, di Jakarta, Kamis.

Menurut survei yang diadakan Line Today terhadap pembacanya yang mayoritas adalah kaum milenial, kalangan tersebut mempunyai beberapa isu yang mencemaskan seputar Pemilu 2019.

Isu miss-informasi atau hoaks menjadi isu yang mencemaskan seputar Pemilu 2019 menurut 39 persen dari 33.000 responden pembaca Line Today.

Menurut Dedy, miss-informasi adalah informasi bohong atau tidak benar yang disebarluaskan secara tidak sengaja.

Dedy juga memaparkan bahwa terdapat 62 hoaks besar tentang pemilu dari Agustus hingga Desember. Sedangkan terdapat 100 hoaks terkait pemilu hanya dalam waktu satu bulan yaitu dari Januari hingga Februari.

"Hoaks tersebar sangat cepat, terutama pada saat menjelang pemilu," kata Dedy.

Di sisi lain, Octa Wiguna, Lead Line Today Indonesia menyampaikan bahwa keliru jika dikatakan bahwa kaum milenial lebih sering disebut sebagai kaum yang gemar menyebarkan hoaks.

Menurut Octa, berdasarkan hasil observasi yang dilakukan dengan melihat komentar-komentar yang ada di Line Today, kaum milenial justru adalah sebagai agen yang memerangi miss-informasi atau hoaks tersebut.

"Kaum milenial saat ini cenderung lebih kritis atas apa yang dibaca atau dilihatnya dan juga sekarang sudah banyak yang mengeluhkan hoaks yang tersebar dimana mana, khususnya media sosial yang bahkan merambah hingga ke lingkup keluarga," ujarnya.

Baca juga: Bawaslu: Hoaks berpotensi merusak moral bangsa
Baca juga: Hoaks bisa mempengaruhi partisipasi politik masyarakat dalam pemilu

Pewarta: Citra Maharani Herman dan Ganet Dirgantara
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2019