Asisten pelatih Persita, Muchtar Hasibuan di Tangerang, Sabtu mengatakan pemeriksaan medis dilakukan di sebuah rumah sakit swasta di kawasan Bintaro, Kota Tangerang Selatan.
"Tujuannya untuk mengetahui kondisi kesehatan pemain dan persiapan awal pencegahan masalah medis bagi pemain," katanya.
Menurut dosen Universitas Negeri Jakarta (UNJ) itu pelatih harus mendapatkan rekam medis pemain lebih awal, agar tidak salah dalam penentuan sikap dan penempatan pemain.
Bahkan bila rekam jejak medis diketahui lebih awal, itu dianggap baik dan sebagai peganggan bagi pelatih tentang kondisi fisik pemain.
"Ada pemain secara fisik tampak bugar, tetapi medis mengatakan ada masalah kesehatan, ini yang menjadi rujukan pelatih," katanya.
Namun pemeriksaan medis tersebut dilakukan secara bertahap dan tidak semua pemain tapi satu persatu menjalani.
Menyangkut hasil pemeriksaan, katanya, diperkirakan pekan depan rampung dan diserahkan dokter kepada manajemen.
Pelatih juga memberikan terapi kepada pemain berupa berendam pada tiga tong berisi air dingin (es), netral dan hangat.
Upaya tersebut untuk mengurangi rasa cedera pada pemain usai berlatih atau bertanding, terapi ini digunakan oleh timnas dan diterapkan pada tim profesional di luar negeri.
Sementara itu, manajer Persita Nyoman Suryanthara mengatakan pihaknya berupaya untuk melengkapi fasilitas penunjang latihan agar maksimal menghadapi kompetisi.
Suryanthara menambahkan saat ini telah memiliki peralatan penunjang latihan fisik yang sesuai standar dan meminta kepada pelatih kebutuhan lain selain peralatan yang ada.
Sebelumnya, CEO Persita, Rully Zulfikar Iskandar mematok target lolos Liga I karena musim kompetisi 2018, tim berjuluk Pendekar Cisadane bertengger pada papan atas klasemen.
Untuk memenuhi target tersebut, manajemen akhirnya memilih pelatih Widodo Cahyono Putro yang sebelumnya dilatih Wiganda Saputra yang saat ini menjadi asisten Widodo.
Pewarta: Adityawarman(TGR)
Editor: Masnun
Copyright © ANTARA 2019