Anies akan terus mendukung penuh pertumbuhan dan perkembangan kebudayaan Betawi di Ibu Kota.
"Ketika kita melestarikan budaya, maka dia semata-mata bagian dari masa lalu. Tapi kalau kita mengembangkan budaya, maka budaya kita selalu sesuai dengan zamannya, selalu tumbuh berkembang," katanya.
Dia mengajak mengembangkan budaya Betawi bersama-sama. Serta berharap lewat festival seperti ini, maka kegiatan pengembangan budaya betul-betul terjadi.
Anies pun berharap kegiatan Festival Palang Pintu mampu menyedot antusiasme warga, sehingga kebudayaan Betawi bisa dikembangkan melalui terobosan yang sesuai dengan generasi anak muda Jakarta.
Dia menambahkan bahwa kebudayaan Betawi harus tumbuh berkembang lintas zaman, sehingga kebudayaan tersebut tidak sepatutnya diidentikkan dengan milik orang tua saja.
Anak-anak muda di Jakarta harus mampu meneruskan berbagai ekspresi dan produk kebudayaan khas Betawi.
"Yang disebut budaya hari ini, adalah terobosan masa lalu. Karena itu, beranilah membuat terobosan. Karena kalau kita berani membuat terobosan, dan terobosan diterima lalu dipraktikkan banyak orang," kata Anies.
Gubernur juga menyampaikan apresiasi atas hasil kreasi khas Betawi yang ditampilkan selama Festival Palang Pintu, yaitu golok dengan panjang 4,5 meter dan berat 200 kilogram. Serta menekankan, setiap terobosan harus mendapatkan tempat untuk dapat diketahui oleh masyarakat luas.
Anies menyampaikan, golok raksasa itu akan ditaruh di Balai Kota dan diperlihatkan di momen "Car Free Day", sebelum akhirnya dipamerkan di kawasan Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan.
Pewarta: Susylo Asmalyah
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2019