Sebagai pemain baru di Tanah Air, Wuling tidak main-main dalam menunjukkan komitmennya kepada calon konsumen. Sejak mendirikan pabrik pada pertengahan 2017, jenama asal China itu sudah memiliki beberapa model yakni Confero, Cortez, Formo hingga Almaz.
Beberapa model bahkan diberikan varian baru yang mengusung teknologi anyar, misalnya Confero S ACT yang bisa oper gigi tanpa injak kopling dan Cortez CT bermesin 1.5 turbo.
Wuling Confero S ACT menggunakan teknologi e-Clutch dari Schaeffler, sehingga pengguna dapat merasakan rasa berkendara baru, yakni mengoper gigi tanpa menginjak kopling layaknya mengendarai sepeda motor bebek.
Adapun Cortez CT memakai mesin 1.5 turbocharger dari honeywell dan CVT dari Bosch yang lebih bertenaga.
"Cortez CT dan Confero S ACT mengusung pengalaman berkendara yang berbeda serta penambahan fitur modern. Kami berharap, kedua varian terbaru ini bisa menjawab kebutuhan masyarakat," ujar Vice President Wuling Motors, Cindy Cai, saat membuka anjungan Wuling di IIMS 2019.
Wuling tidak berhenti pada produk kendaraan keluarga multi purpose vehicle. Pabrikan berlogo lima berlian membentuk huruf W itu juga mulai menggarap segmen lain, yakni kendaraan sport melalui Almaz.
Almaz bermesin turbo 1.500cc tidak bermain di segmen low SUV, melainkan langsung menatang tipe menengah. Model itu juga kaya fitur, mulai dari Kamera 360, 6 sensor parkir, sistem pengereman ABS, EBD, BA, Auto Vehicle Holding (AVH), Electric Parking Brake (EPB), Emergency Stop Signal (ESS), Traction Control System (TCS), Electronic Stability Control (ESC), hingga Hill Hold Control (HHC).
Keberadaan multimedia layar sentuh 10,4 inci tidak sekadar menambah kesan canggih, namun turut membantu pengemudi mengusir rasa bosan karena terdapat akses hiburan "Wuling Link" yang terhubung ponsel.
Melalui layar itu, pengemudi bisa menggunakan fitur navigasi, membuka aplikasi obrolan tanpa memegang ponsel, hingga menghidupkan AC dan menjalankan fitur hiburan hanya dengan sentuhan jari.
Brand Manager Wuling Motors Indonesia, Dian Asmahani, menjelaskan bahwa pasar SUV yang terus meningkat menjadi salah satu alasan pabrikan berlogo lima berlian itu masuk ke segmen tersebut.
"Itu strategi produk kami. Kalau dilihat segmen paling besar memang MPV. SUV memang tidak sebesar MPV, tapi dari tahun ke tahun kami lihat trennya makin naik, untuk SUV menengah maupun yang lain," kata Dian Ashmahani pada test drive Wuling Almaz di Sukabumi, bulan lalu.
Dian menjelaskan alasan Wuling memilih model Almaz -- yang dikenal Baojun 530 di China -- karena kesesuaian model untuk menyasar konsumen kelas menengah ke atas, yang tentunya sudah melek teknologi dan perkembangan otomotif.
Purnajual
Bisnis otomotif tidak berhenti saat konsumen membeli kendaraan, melainkan diperlukan layanan purnajual untuk kebutuhan sukucadang, servis dan lainnya.
Sejalan dengan kebutuhan itu, Wuling menghadirkan layanan digital berbasis aplikasi "MyWuling+" yang menghubungkan Wuling dengan pengguna serta diler, dalam satu platform.
Aplikasi itu memudahkan pelanggan mengakses Customer Service secara online, bertanya langsung kepada teknisi profesional, melakukan Booking Service dan test drive serta panggilan Emergency Service 24 jam.
Selain itu melalui MyWuling+, pelanggan dapat memperoleh berbagai informasi mengenai produk Wuling, tips, simulasi pembiayaan, cuaca, harga bensin dan lokasi dealer terdekat.
MyWuling+ juga membantu menghubungkan pengguna dengan pengguna lainnya serta komunitas pemilik Wuling melalui laman User Community dan Fans Club. Aplikasi itu juga menyajikan kabar terkini mengenai Wuling baik dari sisi produk, layanan, diler, sampai program promosi.
"Sebuah layanan inovatif yang mengutamakan aspek easy, connect and up to date sehingga dapat semakin dekat kami dengan konsumen," ujar Aftersales Director Wuling Motors, Taufik S Arief, pekan lalu.
Hingga akhir 2018, Wuling Motor setidaknya sudah memiliki 90 diler di berbagai wilayah Indonesia.
Baca juga: Fitur canggih mobil baru bisa naikkan biaya asuransi
Baca juga: Wangi Mobil Baru Punya Sisi Buruk?
Pewarta: Alviansyah Pasaribu
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2019