Para orang tua bahkan rela antre sejak pukul 05.00 WIB, beberapa diantaranya rela tak masuk kerja untuk mendampingi anaknya mendaftar.
"Sejak pagi jam 6 sudah pada kumpul di luar gerbang, padahal dibuka gerbang pukul 08.00 WIB," ujar Anggota Tim PPDB SMKN 1 Jakarta Untung Sarwo, Senin.
Meski antrean mengular, pihak SMKN 1 tidak membatasi berapa jumlah peserta yang mendaftar. Namun apabila tidak mendapat jatah pendaftaran hingga hari pertama ditutup pada pukul 15.00 WIB, maka orang tua harus rela kembali lagi besok.
Untuk alur pendaftaran, calon peserta didik harus mendatangi ruang informasi terlebih dahulu sebagai verifikasi berkas, setelah itu dilanjut dengan cek fisik terutama tes buta warna.
Apabila dinyatakan lulus maka harus kembali verifikasi berkas dan tinggal menunggu pengumuman hasil seleksi.
"Tahun lalu kita ada pengukuran tinggi badan sekarang enggak yang penting tidak ada buta warna," kata dia.
SMKN 1 Jakarta menjadi sekolah favorit yang diukur dari seberapa banyak siswa mendaftar. Pada tahun 2018, sekitar 1.500 siswa mendaftar ke sekolah yang berada di Jalan Budi Utomo, Jakpus tersebut.
Sementara untuk tahun ajaran 2019/2020, SMKN 1 menerima sekitar 741 siswa untuk mengisi 19 ruang belajar (rumbel). Adapun jurusan yang paling diminati seperti Teknik Jaringan Komputer (TKJ), Teknik Kendaraan Ringan (TKR), Multimedia, dan Kelistrikan.
Kondisi serupa juga terlihat di SMAN 1 Jakarta. Meski banyak yang menunggu sejak pagi, namun hingga siang orang tua yang akan mendaftarkan anaknya masih berdatangan.
"Kita sudah menyiapkan tim membuka loket dengan buka banyak loket. Kita memfasilitasi orang tua yang mendaftar, kita siapkan komputer, yang tidak sempat menginput mereka boleh mengisi fasilitas yang kita berikan," ujar anggota tim PPDB SMAN 1 Jakarta, Iman.
Baca juga: Ratusan orang tua CPDB daftarkan anaknya di SMP Negeri 69 Jakarta
Baca juga: Kepala SMPN69: Ada warga yang datang mendaftar sebelum sekolah buka
Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2019