• Beranda
  • Berita
  • Akademisi Inggris Kevin Fogg bicara perbandingan Islam di Indonesia

Akademisi Inggris Kevin Fogg bicara perbandingan Islam di Indonesia

8 Juli 2019 11:10 WIB
Akademisi Inggris Kevin Fogg bicara perbandingan Islam di Indonesia
Akademisi Oxford University Inggris, Dr Kevin W Fogg menjadi pembicara utama dalam seminar tentang Organisasi Islam Indonesia dalam Perspektif Komparatif di IAIN Palu, Senin (8/7/2019. (ANTARA/Muhammad Hajiji)

Organisasi kegamaan di Indonesia jadi tulang punggung dalam kemasyarakatan

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palu, Sulawesi Tengah menghadirkan akademisi dari Oxford University Inggris, Dr Kevin Fogg untuk berbicara tentang perbandingan organisasi Islam di Indonesia dengan organisasi keagamaan di negara lain di IAIN Palu, Senin.

Dr Kevin Fogg mengungkapkan, hasil penelitiannya menyimpulkan, terdapat sejumlah hal yang membedakan organisasi Islam di Indonesia dengan organisasi keagamaan di negara-negara lain.

Ia mengatakan, organisasi Islam di Indonesia memberikan pengaruh yang sangat besar dan sangat penting dalam kehidupan masyarakat, berbeda dengan organisasi keagamaan di negara lain.

"Organisasi kegamaan di Indonesia jadi tulang punggung dalam kemasyarakatan, dan pembentukan sosial serta sangat dihargai," ujar Fogg.

Organisasi Islam di Indonesia, urainya, juga  berbentuk modern, ditandai dengan adanya struktur kepengurusan, AD/ART, yang berbeda jauh dengan organisasi keagamaan di negara-negara lain di dunia.

Kemudian, organisasi Islam di Indonesia tidak berada langsung di bawah kendali pemerintah. Sementara di negara lain, organisasi kegamaan berada langsung di bawah pemerintah, dikendalikan oleh pemerintah.

"Organisasi Islam di Indonesia tidak menentang pemerintah dan pemerintah tidak menentang organisasi Islam. Ini sesuatu yang sangat menarik dan sangat baik di Indonesia," sebutnya.

Dr Kevin Fogg menjadi pembicara utama dalam seminar tentang 'Organisasi Islam Indonesia dalam perspektif komparatif (Indonesian Islamic organizations in comparative perspektive) yang diselenggarakan oleh Pascasarjana IAIN Palu.

Dua organisasi Islam terbesar di Indonesia yakni Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah memberikan kontribusi atau pengaruh yang sangat besar terhadap pembentukan kemasyarakatan dan nasionalisme di Indonesia. Eksistensi dan perannya sering menjadi penelitian oleh akademisi-akademisi luar negeri, ujarnya.

"Di Indonesia ada dua organisasi kegamaan Islam yang sangat besar dan sering muncul ditulis di Inggris. Namun, ada sejumlah organisasi keagamaan Islam di daerah-daerah yang ada di Indonesia yang sangat berpengaruh dan sangat berkontribusi terhadap pembentukan kemasyarakatan, namun tidak termuat dalam tulisan di Inggirs atau belum diteliti secara seksama oleh akademisi-akademisi di luar negeri," ucap Dr Kevin W Fogg.

Ia menyebut, organisasi keagamaan yang menarik diteliti  itu salah satunya yakni Pusat Pendidikan Alkhairaat sebagai salah satu organisasi Islam terbesar di Timur Indonesia yang berada di Palu.

Kevin Fogg juga menyebut, umumnya organisasi Islam yang besar di daerah-daerah di Indonesia, awal terbentuknya dimulai dari gerakan pendidikan dan mendirikan sekolah, seperti juga Alkhairaat.

"Mereka membentuk atau mendirikan sekolah di berbagai pelosok daerah, dari sekolah-sekolah itulah kemudian menjadi satu organisasi yang besar," sebutnya.

Selain dari sisi pendidikan dengan gerakan membangun sekolah, ada juga yang sukses mendirikan organisasi dengan misi dakwah, ujarnya.

Selain itu, ia menjelaskan, organisasi Islam di Indonesia memiliki ciri khas atau berkaitan dengan etnis tertentu, letak geografis tertentu dan keterkaitan dengan politik, ujarnya.


Baca juga: MUI terus sosialisasikan Islam Wasathiyah
Baca juga: Indonesia tekankan kemakmuran umat jadi prioritas kerja sama OKI
 
Wakil Direktur Pascasarjana IAIN Palu Dr Adam menyampaikan sambutan dalam seminar tentang Organisasi Islam Indonesia dalam Perspektif Komparatif  di IAIN Palu, Senin (8/7/2019. (ANTARA/Muhammad Hajiji)

Pewarta: Muhammad Hajiji
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019