Gempa akibatkan 24 bangunan rusak di Bali

16 Juli 2019 12:40 WIB
Gempa akibatkan 24 bangunan rusak di Bali
Pemuka agama Hindu memeriksa bagian Pura Lokanatha di Denpasar, Bali, yang rusak akibat gempa Selasa pagi (16/7/2019). (ANTARA/Nyoman Budhiana)
Gempa tektonik berkekuatan 5,8 Skala Richter yang terjadi Selasa pukul 08.18 Wita di selatan Jawa-Bali-Nusa Tenggara menyebabkan kerusakan 24 bangunan di beberapa kabupaten/kota di Bali menurut Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat.

"Berdasarkan hasil koordinasi dengan BPBD Kabupaten/Kota se-Bali via radio dan telepon, update hingga pukul 11.40 Wita, ada 24 bangunan yang dilaporkan mengalami kerusakan," kata Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Bali I Made Rentin di Denpasar, Selasa.

Ia mengatakan bahwa gempa Selasa pagi dirasakan di sembilan kabupaten/kota di Bali. Gempa itu, menurut data BPBD, menimbulkan kerusakan bangunan di Kabupaten Badung, Kabupaten Gianyar, Kabupaten Buleleng, dan Kota Denpasar. 

Kerusakan paling banyak dilaporkan terjadi di Kabupaten Badung, tempat 20 bangunan dilaporkan rusak akibat gempa.

Bangunan yang rusak akibat gempa di Badung antara lain Gapura ITDC Nusa Dua, SD Negeri 1 Ungasan, Kantor Camat Kuta, SD 11 Jimbaran, Hotel Mercure Nusa Dua, Alfamart di Jalan Bali Cliff No 48 Ungasan, SMPN 5 Kuta Selatan, SMPN 2 Ungasan, SMP Negeri 2 Kuta Selatan, dan Kantor Camat Kuta Selatan.

Selain itu, gempa menimbulkan kerusakan rumah di Banjar Sukajati di Desa Taman Abiansemal, pelinggih (bangunan suci) Bapak Muada SDN 1 Ungasan dan SD 3 Ungasan, SDN 5 Dalung Kuta Utara, SDN 5 Ungasan, SDN 1 Tuban, SDN 2 Tuban, Gedung Serbaguna Desa Adat Tuban, Banjar Tuban Griya, dan Kantor Bea Cukai.

Gempa juga menyebabkan kerusakan bangunan Rumah Tahanan dan dan ornamen pada atap gedung DPRD di Kabupaten Gianyar; serta menyebabkan rumah seorang warga di Desa Busungbiu, Kabupaten Buleleng, roboh.

Pura Lokanatha di kawasan Taman Kota Lumintang, Denpasar, juga beberapa bata merahnya lepas akibat gempa.

"Sampai saat ini, belum ada laporan korban yang meninggal dunia akibat gempa," kata Rentin.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika menyatakan bahwa berdasarkan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi Selasa pagi termasuk gempa berkedalaman menengah yang diakibatkan oleh aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia yang menyusup ke bawah Lempang Eurasia.

Hingga pukul 11.00 Wita, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya sembilan gempa susulan dengan magnitudo terbesar M=3.2 dan magnitude terkecil M=2.4 setelah gempa utama yang bermagnitudo 5,8.

Baca juga:
Gempa Jembrana akibat aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia
Operasional Bandara Ngurah Rai tak terpengaruh gempa

Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2019