• Beranda
  • Berita
  • Jokowi dan Menlu Singapura diskusi infrastruktur, investasi dan SDM

Jokowi dan Menlu Singapura diskusi infrastruktur, investasi dan SDM

17 Juli 2019 12:32 WIB
Jokowi dan Menlu Singapura diskusi infrastruktur, investasi dan SDM
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi usai mendampingi Presiden Jokowi menerima Menteri Luar Negeri singapura beserta delegasi di Istana Bogor, Jawa Barat, Rabu (17/7/2019). (Joko Susilo)

... juga berdiskusi mengenai visi yang disampaikan pada 14 Juli kemarin...

Presiden Joko Widodo dan Menteri Luar Negeri Singapura, Vivian Balakhrisnan, berdiskusi mengenai infrastruktur, investasi, dan pembangunan sumber daya manusia di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Rabu.

Perihal investasi dan infrastruktur juga menjadi hal-hal yang ditekankan Jokowi pada pidatonya di Sentul, Jawa Barat, beberapa waktu lalu. 

"Presiden juga berdiskusi mengenai visi yang disampaikan pada 14 Juli kemarin. Dari lima visi itu, paling tidak tiga visi langsung dapat dihubungkan dan dikerjasamakan, yaitu pertama, mengenai infrastruktur, yang kedua, mengenai masalah investasi, dan ketiga, mengenai pengembangan SDM," kata Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, seusai pertemuan itu.

Bersama Menteri Sekretaris Negara, Pratikno, dia mendampingi Jokowi menerima Balakrishnan beserta delegasinya, di Istana Bogor.

Turut dalam rombongan Balakhrisnan adalah Duta Besar Singapura untuk Indonesia, Anil Kumar Nayar, Direktur Jenderal Asia Tenggara I Kementerian Luar Negeri Singapura, Ian Mak, dan Asisten Direktur untuk Indonesia Kementerian Luar Negeri Singapura, Nicholas Koh. Mereka semua diterima Jokowi di ruang kerja presiden pada pukul 10.00 WIB.

Kepada pers, Marsudi menjelaskan, saat bicara mengenai SDM, maka diskusi yang dilakukan terfokus pada sekolah kejuruan, politeknik, dan sebagainya, yang sudah mulai berjalan dan akan terus ditingkatkan. "Tentunya untuk meningkatkan tempo yang cepat, salah satu opsinya adalah melalui jalur pelatihan untuk pelatih," kata Marsudi.

Ia menjelaskan, Singapura ingin melakukan kerja sama yang lebih kuat dengan Indonesia karena sebagai negara yang stabil sehingga tidak menghambat kerja sama yang dilakukan selama ini.

"Perjalanan satu tahun ini konkret, misalnya kita melihat apa kemajuan di Kendal Industrial Park sangat kelihatan sekali. Misalnya politeknik untuk mebel telah berdiri pada Januari kemarin," katanya.

Ia juga menyebut pelatihan-pelatihan juga terus dilakukan untuk guru SMK dan juga politeknik.

Juga baca: Presiden Jokowi terima menteri luar negeri Singapura di Istana Bogor

Juga baca: Indonesia upayakan ambil alih ruang kendali udara dari Singapura

"Setelah itu juga ada kerja sama yang terkait dengan pemeliharaan, perawatan, and overhold ini tidak di kawasan Kendal tapi di kawasan BBK (Bintan, Batam, Karimun) untuk mendukung Changi," katanya.

Di kawasan Changi dan Seletar, terdapat Bandara Internasional Changi, industrik perawatan dan pemeliharaan pesawat terbang, industri pertahanan Singapura, ST Technologies, dan beragam-macam industri strategis terkait lain, baik berupa PMDN Singapura ataupun PMA dan campuran keduanya. 

Sedangkan di Pulau Bintan, Kepulauan Riau, yang hanya "sepelemparan batu" dari Singapura, terdapat kawasan industri berikat yang di dalamnya terdapat beberapa industri padat teknologi internasional menanamkan modalnya dan bergiat.

Tercatat manufaktur komponen penting penerbangan dunia dari Amerika Serikat, Honeywell, pernah beroperasi di Pulau Bintan. Di pulau ini, mereka memproduksi FDR dan VCR, komponen mesin pesawat terbang sipil dan militer, dan sistem-sistem penunjang lain. 

Marsudi mengatakan, kedatangan Balakrishnan memiliki pesan bahwa Singapura akan ingin melakukan kerja sama yang lebih kuat dengan Indonesia.

Pewarta: Joko Susilo
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2019