Dalam dua hari, dua petinju tewas

26 Juli 2019 11:40 WIB
Dalam dua hari, dua petinju tewas
Petinju Rusia Maxim Dadashev terduduk lemah di sudut ring tinju dan kemudian dilarikan ke rumah sakit untuk menjalani perawatan otaknya beberapa saat setelah kalah bertinju melawan Subriel Matias di MGM National Harbor, Maryland (19/7/2019). ANTARA/AFP/Getty Images/Scott Taetsch/aa
Petinju Argentina Hugo Santilan meninggal Kamis (Jumat WIB) akibat cedera yang dialami pada pertarungan Sabtu sebelumnya, menjadikannya sebagai petinju kedua dalam dua hari yang meninggal menyusul petinju Rusia Maxim Dadashev yang tewas di AS.

Santilan, petinju berusia 23 tahun, tumbang saat pengumuman hasil pertarungan sepuluh ronde menghadapi Eduardo Abreu dari Uruguay di San Nicolas, utara ibukota Argentina, Buenos Aires.

Menurut AFP, ia kemudian dilarikan ke rumah sakit untuk menjalani operasi karena mengalami pembengkakan di otak akibat pukulan. Menurut keterangan petugas rumah sakit, ia akhirnya meninggal karena serangan jantung.

Sementara itu Dadashev (28 tahun) meninggal pada Selasa (Rabu WIB) akibat cedera otak setelah bertarung menghadapi petinju asal Puerto Riko, Subriel Matias pada Jumat malam di Maryland, AS.

Pada awalnya tidak ada yang aneh dengan Santilan pada pertarungan yang berakhir dengan imbang menghadap Abreu. Tapi saat menunggu hasil pertandingan, ia tiba-tiba terjatuh dan tidak sadarkan diri.

Santilan bertarung untuk perebutan gelar juara kelas ringan versi World Boxing Council (WBC) Latino Silver dan Abreu merupakan juara bertahan.

"Kami ikut menyampaikan ucapan duka kepada keluarga dan kerabat Hugo," demikian diumumkan WBC melalui akun Twitter.

Hanya berselang lima minggu sebelumnya, Santillan juga bertarung sepuluh ronde saat dikalahkan petinju Jerman Artem Harutyunyan.

Santillan memiliki rekor 19 kali menang, delapan di antaranya KO, enam kalah dan dua seri.

Baca juga: Dadashev dioperasi otak sesaat setelah kalah tinju
Baca juga: Petinju Kelahiran Meksiko Tewas Setelah Bertarung

Pewarta: Atman Ahdiat
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2019