• Beranda
  • Berita
  • Kopetindo: filantropi dorong pembangunan elektrifikasi desa tertinggal

Kopetindo: filantropi dorong pembangunan elektrifikasi desa tertinggal

1 Agustus 2019 16:49 WIB
Kopetindo: filantropi dorong pembangunan elektrifikasi desa tertinggal
Sekretaris Koperasi Energi Terbarukan Indonesia (Kopetindo) Ichsan berbicara kepada Antara usai Forum Group Discussion "Clean and Affordable Energy" (Energi bersih dan terjangkau), Jakarta, Kamis (01/08/2019). (ANTARA News/Martha Herlinawati Simanjuntak)

Proyek pembangunan pembangkit listrik bertenaga energi terbarukan di desa tertinggal atau terpencil jarang sekali dilirik investor bahkan kurang diminati perbankan dan institusi keuangan lainnya karena berkaitan tentang aspek keuntungan bisnis

Koperasi Energi Terbarukan Indonesia (Kopetindo) mengatakan program dan lembaga filantropi menjadi solusi untuk mendorong pembangunan elektrifikasi di daerah tertinggal, terpencil dan terluar untuk membantu masyarakat di daerah itu mendapatkan akses listrik.

"Peran filantropi bagi kami yang juga 'project developer' (pengembang proyek) untuk di listrik pedesaan itu sangat besar karena beberapa proyek itu tidak bisa jalan dari pendanaan, dan pendanaan yang paling fleksibel itu adalah dari filantropi," kata Sekretaris Kopetindo Ichsan dalam Forum Group Discussion "Clean and Affordable Energy" (Energi bersih dan terjangkau), Jakarta, Kamis (1/8).

Forum diskusi terarah itu diselenggarakan oleh PT Solar Indonesia Energi, bersama dengan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, UNDP, dan Koperasi Energi Terbarukan Indonesia, Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Badan Amil Zakat Nasional dan Forum Organisasi Zakat.

Ichsan mengatakan proyek pembangunan pembangkit listrik bertenaga energi terbarukan di desa tertinggal atau terpencil jarang sekali dilirik investor bahkan kurang diminati perbankan dan institusi keuangan lainnya karena berkaitan tentang aspek keuntungan bisnis.

"Kalau kita bicara listrik di pedesaan itu rata-rata proyek kecil, jadi peran filantropi itu adalah menutupi di mana pendanaan konvensional (perbankan) itu tidak bisa masuk," ujarnya.

Dalam hal ini, peran lembaga filantropi masuk dalam ranah untuk menghubungkan antara akses pendanaan dengan proyek pengembangan infrastruktur listrik di daerah tertinggal yang membutuhkan anggaran dan yang tidak dilirik perbankan atau investor lain.

Ichsan berharap akan makin banyak lembaga filantropi yang terjun dalam pembangunan infrastruktur listrik untuk kesejahteraan masyarakat Indonesia terutama menjangkau daerah yang terpencil. Pembangkit listrik yang dibangun menggunakan sumber daya yang ada di daerah tersebut misalnya bertenaga surya, air dan angin.

 

Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Ridwan Chaidir
Copyright © ANTARA 2019