• Beranda
  • Berita
  • Ketahui risiko interaksi obat saat mengonsumsi suplemen kesehatan

Ketahui risiko interaksi obat saat mengonsumsi suplemen kesehatan

29 Mei 2023 17:28 WIB
Ketahui risiko interaksi obat saat mengonsumsi suplemen kesehatan
Ketahui risiko interaksi obat saat mengonsumsi suplemen kesehatan. ANTARA/pixabay.com
Medical Advisor dari Wellous Indonesia dr Rizki Nasution mengatakan setiap jenis obat dan suplemen memiliki waktu paruh obat yang berguna meningkatkan fungsi dalam suplemen dan menghindari adanya interaksi obat.
 
“Misalkan minum obat dengan dosis tiga kali sehari, berarti satu tablet obat akan berfungsi selama delapan jam karena 24 jam dibagi tiga sama dengan delapan,” kata dr Rizki.
 
Interaksi obat merupakan hal yang dapat membuat obat yang dikonsumsi menjadi kurang efektif. Alhasil, hal ini akan menyebabkan efek samping yang tidak terduga, atau meningkatkan kinerja obat tertentu. Beberapa interaksi obat bahkan bisa berbahaya untuk tubuh.
 
Salah satu jenis interaksi obat yang umum terjadi adalah interaksi antarobat resep dan interaksi obat resep dengan obat tanpa resep. Interaksi antarobat resep terjadi ketika adanya interaksi dua atau lebih obat resep. Menggunakan dua atau lebih obat resep secara bersama-sama dapat menyebabkan peningkatan perdarahan yang berisiko dapat membahayakan.
 
Sementara itu, interaksi obat resep dengan obat tanpa resep merupakan interaksi obat yang terjadi antara obat resep dan obat tanpa resep, atau dua pengobatan tanpa resep. Obat yang dimaksud termasuk obat bebas, herbal, vitamin, dan suplemen.
 
“Beberapa dokter akan bilang ‘ketika kamu memiliki obat yang lain tolong di stop, lanjut obat dari saya," kata dr Rizki.
 
Hal ini dilakukan agar fungsi dalam sebuah obat atau suplemen dapat bekerja dengan baik dan tidak menimbulkan efek interaksi obat. Bahkan, interaksi obat dapat menimbulkan gangguan pada sistem dan organ tubuh, seperti ginjal dan liver.

Oleh sebab itu, sebaiknya konsumsi obat atau suplemen satu jenis satu hari atau sesuai dengan anjuran dokter agar tidak menimbulkan masalah kesehatan.
 
Dr Rizki juga menyarankan agar pria dan wanita, terutama pria yang sudah aktif bekerja atau berusia 20 tahun ke atas mulai rajin mengonsumsi suplemen kesehatan dengan komposisi yang sesuai bagi kebutuhan tubuh masing-masing individu.
 
Contohnya, mengonsumsi suplemen khusus pria untuk meningkatkan stamina sebaiknya tidak dikonsumsi oleh wanita. Hal ini agar tidak menimbulkan gangguan hormonal pada wanita, begitu juga sebaliknya, suplemen khusus wanita sebaiknya tidak dikonsumsi oleh pria agar tidak terjadi gangguan serupa.



Baca juga: Solusi bagi anak yang susah buang air besar

Baca juga: Konsumsi suplemen teh hijau dosis tinggi bisa picu kerusakan hati

Baca juga: Manfaat suplemen fiber untuk diet

Pewarta: Vinny Shoffa Salma
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2023