Presiden tiba dengan mengenakan pakaian adat Bali berwarna merah, lengkap dengan destar/udeng (ikat kepala khas Bali) berwarna merah, dan juga sebilah keris terselip di punggung. Sementara putri Proklamator RI itu tampil anggun dengan menggunakan balutan busana atasan merah bergambar lambang partai.
Ni Nyoman Rumiani, pelatih penari pendet mengatakan persiapan para penari untuk tampil di acara Kongres V PDI Perjuangan dilakukan dalam waktu yang relatif singkat.
"Saya diberi waktu sekitar seminggu untuk persiapan ini, gladi hanya dilakukan sekali tanggal 6 Agustus lalu," ujar Rumiani yang juga guru SMAN 3 Denpasar itu.
Baca juga: Presiden ke Bali hadiri Pembukaan Kongres V PDIP
Baca juga: Megawati akan dikukuhkan kembali sebagai ketua umum PDIP hari ini
Baca juga: Gerindra pastikan Prabowo hadiri Kongres PDIP di Bali
Untuk proses latihan, video tari Pendet dengan durasi tiga menit telah direkam, kemudian dikirimkan ke SMA/SMK Negeri di Kota Denpasar yang para siswinya mendapat kesempatan menari di hadapan Presiden untuk dijadikan acuan dalam latihan.
"Gladi hanya sekali pada tanggal 6 lalu selama dua jam. Namun saya bangga karena para pelajar sudah tampil dengan sangat baik," ujar Rumiani yang juga Koordinator MGMP Bidang Seni SMA di Kota Denpasar itu.
Untuk penampilan tari Pendet tersebut sengaja menggunakan durasi yang tiga menit, dengan tanpa posisi tari duduk.
"Kalau tarian utuhnya itu durasinya tujuh menit. Tetapi permintaan dari DPP PDIP yang meminta agar tari penyambutan tidak terlalu lama," kata wanita yang sebelumnya juga memimpin penampilan 2.500 penari Pendet saat Presiden mengunjungi Pasar Badung Kota Denpasar beberapa waktu lalu.
Selain disambut tari Pendet, kedatangan Presiden dan Megawati juga disambut gamelan Jegog khas Kabupaten Jembrana dan juga puluhan pemain Okokan dari Kabupaten Tabanan.
Megawati datang didampingi putrinya Puan Maharani, sedangkan Presiden Joko Widodo tampak didampingi Sekjen DPD PDIP Hasto Kristiyanto dan Gubernur Bali Wayan Koster saat memasuki lokasi kongres.
Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019