Pesan dari sang pemimpin, Mullah Haibatulllah Akhundzada, untuk memperingati Idul Adha, dikeluarkan sehari setelah seorang pengebom bunuh diri Taliban menewaskan 14 orang dan melukai 145 orang lagi di Kabul. Serangan itu dikatakan pemerintah mencuatkan pertanyaan mengenai komitmen gerilyawan pada perdamaian kendati pembicaraan dengan Amerika Serikat berlangsung.
Akhundzada menyerukan agar kepercayaan dipegang, tapi ia tidak merujuk pada pengeboman Rabu (7/7) di dalam pesannya. Ia mengatakan Taliban telah "melakukan langkah luar biasa" ke arah sasaran mereka "mengakhiri pendudukan serta membangun sistem agama".
Ketika berbicara kepada para pejabat Amerika, Akhundzada mengatakan Taliban "benar-benar serius" dalam melakukan perundingan dengan mereka dan meminta AS bersikap tulus guna mengakhiri "tragedi 18-tahun".
"Namun, peningkatan pengeboman brutal dan membabi buta oleh Amerika selama proses perundingan, serangan ke daerah sipil, dan pernyataan yang bertolak belakang oleh pejabat politik dan militer kalian telah menyebarkan awan ketidakpastian mengenai proses ini dan menimbulkan keraguan mengenai keinginan kalian," katanya.
Perundingan, yang dimulai pada akhir tahun lalu di Qatar, antara Taliban dan AS belum berhasil menurunkan kerusuhan. Pasukan Taliban serta pemerintah Afghanistan, yang dibantu oleh pasukan internasional pimpinan AS, saling melancarkan serangan.
Sebanyak 20.000 tentara asing, kebanyakan dari AS, berada di Afghanistan sebagai bagian dari misi NATO (Pakta Pertahanan Atlantik Utara) pimpinan AS untuk melatih, membantu dan memberi saran bagi pasukan Afghanistan. Sebagian pasukan AS melancarkan operasi kontrateror.
Sumber: Reuters
Baca juga: AS, Taliban kembali berunding dalam putaran keenam
Baca juga: Babak baru pembicaraan AS dan Taliban di Doha naikkan harapan
Baca juga: Taliban katakan AS janji bakal tarik setengah pasukannya di Afghanistan hingga akhir April
Pewarta: Chaidar Abdullah
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2019