Pertamina Hulu Energi Offshore Northwest Java (PHE ONWJ) mempercepat pengeboran sumur baru relief well (RW) YYA-1RW untuk menghentikan gelembung gas yang mengakibatkan tumpahnya minyak mentah ke perairan utara Kabupaten Karawang.Pengeboran sumur relief well YYA-1RW itu sendiri bagian dari upaya PHE ONWJ untuk menghentikan gelembung gas di sumur YYA-1 setelah selama sepekan terakhir melakukan survei untuk menentukan titik sumur dan penempatan menara bor (rig).
"Pengeboran sumur baru relief well (RW) YYA-1RW ini berfungsi menutup sumur YYA-1," kata Vice President Relations Pertamina Hulu Energi Ifki Sukarya, dalam siaran pers yang diterima di Karawang, Kamis (8/8).
Pengeboran sumur relief well YYA-1RW itu sendiri bagian dari upaya PHE ONWJ untuk menghentikan gelembung gas di sumur YYA-1 setelah selama sepekan terakhir melakukan survei untuk menentukan titik sumur dan penempatan menara bor (rig).
Ia mengatakan, hingga saat ini PHE ONWJ telah melakukan pengeboran sumur baru YYA-1RW yang mencapai kedalaman sekitar 624 meter dari target 2.765 meter.
"Kami akan mengontrol sumur YYA-1 melalui sumur baru YYA-1RW ini. Sehingga nanti bisa secepatnya menutup sumur, agar tidak lagi menumpahkan minyak,” kata dia.
Baca juga: Ini paparan Pertamina terkait upaya dan hasil atasi tumpahan minyak
Ia mengatakan, sumur baru dibor secara miring menuju lokasi lubang sumur YYA-1 hingga mencapai titik kedalaman tanah tertentu untuk menutup sumur YYA-1. Pengeboran sumur baru itu telah dimulai sejak Kamis (1/8) pukul 14.00 WIB atau dua hari lebih cepat dari jadwal semula.
“Pemilihan lokasi pengeboran sumur baru itu telah melalui kajian keamanan dari tiga aspek yakni HSSE, subsurface, dan seabed survey,” katanya.
Menurut dia, PHE ONWJ melibatkan perusahaan well control kelas dunia untuk mematikan sumur YYA-1 itu yakni Boots and Coots, perusahaan asal Amerika Serikat sebelumnya telah berhasil menghentikan insiden serupa sumur YYA-1, dengan skala jauh lebih besar di Teluk Meksiko.
Setelah sumur baru YYA-1RW mencapai titik kedalaman sumur YYA-1 yang ditentukan, maka akan dipompakan lumpur berat dari sumur baru untuk mematikan sumur YYA-1.
"Nanti, setelah sumur YYA-1 dinyatakan mati akan dilakukan monitoring selama 24 jam penuh sebelum dilanjutkan ke proses plug and abandon atau penutupan sumur secara permanen," tegas Ifki.
Menurut dia, PHE ONWJ menahan tumpahan minyak sumur YYA-1 agar tidak melebar ke perairan yang lebih luas dengan melakukan strategi proteksi berlapis di sekitar anjungan serta mengejar, melokalisasi, dan menyedot ceceran minyak yang melewati batas sabuk oil boom di sekitar anjungan YYA-1.
Selain penanganan control sumur, PHE ONWJ juga melakukan penanganan oil spill di offshore dan onshore.
Baca juga: Pertamina akui dibantu ahli asing atasi tumpahan minyak
Baca juga: Pertamina berhasil percepat tutup sumur penyebab tumpahan minyak
Pewarta: M.Ali Khumaini
Editor: Ridwan Chaidir
Copyright © ANTARA 2019