Pengamat sektor kelautan dan perikanan Abdul Halim menyatakan penyelenggaraan Sail Nias 2019 selayaknya melibatkan warga di pulau tersebut untuk terlibat aktif dalam mengelola desa wisata dan jangan jadikan mereka sebagai obyek pasif.Ajak masyarakat untuk mengelola lingkungannya menjadi desa wisata
"Ajak masyarakat untuk mengelola lingkungannya menjadi desa wisata," kata Abdul Halim di Jakarta, Jumat.
Menurut Abdul Halim, upaya tersebut dapat dilakukan dengan dukungan program dan alokasi anggaran baik dari APBN maupun APBD.
Kemudian, Direktur Eksekutif Pusat Kajian Maritim untuk Kemanusiaan itu juga menyatakan bahwa hal itu perlu diikuti dengan program pemberdayaan yang sesuai dengan spesifikasi mata pencaharian mereka, misalnya sebagai nelayan.
Sebagaimana diwartakan, Pemerintah perlu tingkatkan sosialisasi terkait penyelenggaraan Sail Nias 2019 sebagai upaya untuk mewujudkan pulau yang terletak di Provinsi Sumatera Utara tersebut sebagai salah satu lokasi wisata bahari terkemuka di tingkat mancanegara.
"Sosialisasi dan publikasi masih minim, padahal event puncaknya sudah semakin dekat," kata Ketua Harian Ikatan Sarjana Kelautan Indonesia (Iskindo) Moh Abdi Suhufan kepada Antara di Jakarta, Senin (5/8).
Menurut dia, berbagai acara yang terkait dengan penyelenggaraan acara Sail tahunan tersebut seharusnya pada saat ini sudah nampak kemasannya serta dikenal luas oleh warga.
Apalagi, ia mengingatkan bahwa Nias juga memiliki lokasi surfing atau berselancar, diving atau menyelam, dengan kondisi terumbu karang yang bagus yang dapat dipromosikan luas.
Sebelumnya Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman mengharapkan Sail Nias 2019 dapat menjadi ajang mempopulerkan Nias sebagai surga bagi peselancar dunia.
Baca juga: Kemenko Maritim: Sail Nias ajang populerkan surga peselancar dunia
Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019