Banjir juga memaksa pemerintah pada Jumat menghentikan semua operasi dari Bandar Udara Internasional Cochin, bandar udara paling sibuk di Kerala, kata Reuters --yang dipantau Antara di Jakarta, Jumat. Bandar udara itu, yang berada di sepanjang tepi Sungai Periyar, akan ditutup sedikitnya pada pukul 15.00IST (16.30 WIB) pada Ahad, kata beberapa pejabat.
Kepala Menteri Kerala Pinarayi Vijayan mengatakan di Twitter bahwa tanah longsor di kabupaten berbukit Munnar besar. Ia mengatakan pemerintah sedang menyelidiki semua metode pertolongan yang mungkin.
Baca juga: Jutaan orang terkena dampak akibat banjir di India
"Semua pengaturan telah disiapkan untuk menangani bencana," kata Vijayan.
Media India melaporkan bahwa dua orang tewas akibat tanah longsor, sedikitnya 70 rumah rusak dan puluhan dikhawatirkan masih terperangkap. Juga ada laporan bahwa sedikitnya 20 orang tewas akibat hujan di Kerala dalam dua hari belakangan ini.
Kerala dilanda banjir yang memporakporanda wilayah tersebut pada Agustus lalu sehingga menewaskan lebih dari 200 orang dan memengaruhi lebih dari lima juta orang. Banji itu, yang dijuluki yang terburuk yang melanda negara bagian tersebut dalam hampir satu abad, mengakibatkan kerugian tanaman, rumah dan prasarana lain dengan nilai miliaran dolar AS.
Baca juga: PM India berkemah di Kerala, yang dilanda banjir
Hujan musim hujan dari Juni sampai September mengakibatkan kematian dan pengungsian massal di seluruh Asia Selatan setiap tahun, tapi juga mendatangkan lebih dari 70 persen curah hujan di India dan penting buat hasil pertanian serta pertumbuhan ekonomi
Hujan lebat juga telah mengakibatkan banjir dan kehancuran di Negara Bagian Maharashtra, Goa dan Karnataka pekan ini di India Barat.
Menurut pejabat, sedikitnya 35 orang tewas di ketiga negara bagian itu pekan ini akibat hujan dan lebih dari 200.000 orang mengungsi.
Baca juga: Hampir 400 orang tewas akibat banjir di Kerala, India
Sumber: Reuters
Pewarta: Chaidar Abdullah
Editor: Mohamad Anthoni
Copyright © ANTARA 2019