• Beranda
  • Berita
  • Denny Charter: Gerindra berpeluang dapat kursi menteri saat reshuffle

Denny Charter: Gerindra berpeluang dapat kursi menteri saat reshuffle

9 Agustus 2019 23:02 WIB
Denny Charter: Gerindra berpeluang dapat kursi menteri saat reshuffle
Direktur Eksekutif IndexPolitica Denny Charter (kanan) (Zuhdiar Laeis)
Direktur Eksekutif IndexPolitica Denny Charter memprediksi Gerindra, PAN, dan Demokrat berpeluang dapat kursi menteri, tetapi nanti ketika terjadi "reshuffle" kabinet.

"Jokowi akan memberikan porsi kepada Demokrat, PAN, dan Gerindra. Kalau saya lihat," katanya, saat dihubungi Antara, di Jakarta, menanggapi munculnya wacana Poros Teuku Umar-Kertanegara.

Baca juga: Pengamat nilai asas keadilan perlu dalam pembentukan kabinet

Baca juga: Presiden Jokowi pastikan Bali dapat jatah menteri

Baca juga: Sri Mulyani tinggalkan zona nyaman demi kabinet Jokowi


Wacana Poros Teuku Umar-Kertanegara mencuat seiring dengan kehangatan yang ditunjukkan dalam beberapa kali pertemuan Prabowo Subianto dengan Joko Widodo dan Megawati Soekarnoputri, termasuk kehadiran Prabowo di Kongres V PDI Perjuangan di Bali.

Namun, Denny mengatakan pada awal pemerintahan periode keduanya, Jokowi masih akan memberikan kesempatan sepenuhnya kepada para partai politik pengusung dan koalisi.

"Mungkin, di-'reshuffle' selanjutnya mereka (Demokrat, PAN, dan Gerindra) dikasih kesempatan. Selain di legislatif diberikan peran juga," katanya.

Namun, kata dia, prosesnya masih sangat panjang untuk memasukkan Gerindra, PAN, dan Demokrat dalam koalisi.

Menurut dia, beberapa partai koalisi pengusung Jokowi-KH Ma'ruf Amin pun sudah bereaksi ketika ada wacana tawaran menteri untuk kader Gerindra.

"Ya, namanya politik itu harusnya hitam ya hitam, putih ya putih. Namun, politik kan cair. Ke depan, mungkin saja, bisa saja, antara Gerindra dan PDIP di pilpres ke depan mengusung calon yang sama," katanya.

Namun, Denny mengingatkan untuk penyusunan kabinet sekarang ini tidak etis jika Jokowi memasukkan menteri dari Gerindra.

"Jokowi harusnya bijak menyikapi ini. Dalam politik, keseimbangan itu perlu oposisi. Seharusnya, biarkan Gerindra, PAN, jadi oposisi. Untuk kepentingan sekarang, tetapi lima tahun nanti akan berubah," katanya.

Usai Pilpres 2019, Prabowo mengawali pertemuannya dengan Jokowi di MRT, Sabtu (13/7), kemudian Prabowo juga bertemu dengan Megawati, Rabu (24/7), di kediaman putri Bung Karno itu.

Setelah itu, Prabowo kembali memenuhi undangan Megawati untuk menghadiri pembukaan Kongres V PDIP yang saat ini masih berlangsung di Bali.

Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019