"Ada 402 relawan yang akan melakukan pengawasan pemotongan hewan kurban di Banda Aceh dan Aceh Besar," kata Ketua Unit Kegiatan Mahasiswa Himpunan Mahasiswa Pencinta Hewan Besar dan Ruminansia (UKM-HIMPHarsia) Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala ( FKH-Unsyiah) Heriawan di Banda Aceh, Sabtu.
Ke-402 relawan tersebut berasal dari, Majelis Permusyarawatan Ulama (MPU), Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, Kosmetika, dan Makanan (LP-POM), serta UKM-HIMPHarsia Unsyiah, Darussalam, Banda Aceh.
“Jadi kegiatan ini dalam bentuk pengabdian masyarakat monitoring hewan kurban. Kita akan memeriksa kualitas daging, organ-organ yang layak dimakan atau tidak,” kata dia.
Menurut dia, pengawasan hewan kurban tersebut sudah berlangsung sejak empat tahun terakhir. “Kita mulai pemeriksaan nanti tanggal 10 dan 11 Agustus. Pemeriksaan kami lakukan sebelum dan juga sesudah disembelih,” katanya.
Ia menjelaskan, hewan kurban yang belum disembelih akan diperiksa umurnya melalui gigi, kemudian melihat kondisi mata, tulang dada serta juga hidungnya. Kalau hidung sapi atau kerbau berlendir berarti hewan tersebut tidak dalam kondisi sehat.
"Kami akan melakukan pemeriksaan hati hewan kurban, kalau terdapat cacing jenisnya fasciola hepatica sebaiknya isi dalamnya tidak dikonsumsi. Cacing itu tidak mempengaruhi kualitas daging,” demikian kata dia.
Baca juga: Pemkot Palembang jamin hewan kurban bebas penyakit
Baca juga: Dispertan Yogyakarta sosialisasikan penyimpanan daging kurban
Pewarta: Irman Yusuf
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019